Aku tidak tahu, apa saat itu Soekarni sambil menahan tawa atau tidak saat mencoba membohongi Soekarno. Yang jelas saat itu Soekarno sama sekali tak percaya. Dia malah meminta Soekarni menyetop kemudinya. Dan turun dari mobil untuk memastikan langsung asal asap yang ada. Alamak, ternyata itu asap yang berasal dari warga sedang membakar jerami. Bukan asap pembakaran rumah. Dalam istilah hari ini, yang terjadi saat itu bisa disebut, Soekarni gagal ngefrank. Dan mungkin dalam hati Soekarno mungkin menggerutu, “Enak saja buaya mau dikadalin.”
Pada malam hari 16 Agustus. Soekarno-Hatta sudah tiba lagi di Jakarta. Rapat PPKI tetap jadi digelar. Dijadwalkan pukul 22.00 di sebuah hotel. Banyak sumber bacaan menuliskan rapat digelar hotel Des Indes. Tapi, saat itu pihak hotel melarang ada kegiatan di atas pukul 22.00. Bah! sudah seperti PSBB, PPKM, fafifu saja ya pakai ada pembatasan jam operasional.
Saat tahu rapat tak bisa digelar di Des Indes, Sobardjo kembali meminta tolong ke Maeda. Kali ini ia izin meminjam rumah dinasnya untuk melangsungkan rapat.
Baca Juga:Meriahnya Menyambut Hari Kemerdekaan di Mal Galuh MasDilepas Dani Ramdan, Jalan Sehat Disbudpora Kabupaten Bekasi Diikuti Ribuan Peserta
Rapat beres dini hari. Semua orang tamu bubar. Juga Soekarno-Hatta bersiap meninggalkan lokasi. Tapi, Soekarni yang jadi perwakilan pemuda karena kebetulan diutus oleh teman-temannya mengantarkan Soekarno-Hatta ke Jakarta justru kebingungan. Dia tidak tahu harus pulang ke mana.
Dia melihat Hatta akan bergegas meninggalkan kediaman Maeda. Soekarni langsung melipir memepet Hatta. Dia membisik, dengan nada yang sangat pelan kepada Bung Hatta. “Bagaimana denganku?,”
“Ya, sama pulang.” jawab Hatta ke Karni.
Dahi Soekarni mengeriyut. Memikirkan permintaan terakhir, sebelum Hatta benar-benar hilang dari pandangannya. Soekarni saat itu takut pulang ke Karawang karena saat itu dia menggunakan baju PETA. Dia takut jika di jalan bertemu dengan Kenpantai akan ditangkap. Sang revolusioner sekelas Soekarni pun tetap bisa ketakutan hanya karena pakai baju yang berisiko ditangkap.
Hatta tak langsung menuruti permintaan Soekarni. Mungkin di pikiran Hatta ini momen yang pas buat meledek para anak muda.
“Lhoo, saudara berani mengadakan revolusi menggempur Jepang. Tetapi sekarang saudara takut akan ditangkap Kenpetai,” kata Hatta.