Tri menilai, penyebab kualitas udara di Kota Bekasi tidak sehat karena polusi dari kendaraan. “Karena salah satu potensi kalau untuk yang Kota yang industri kan relatif kecil, tetapi lenggangannya adalah buangan dari Co2 dari kendaraan,” tuturnya.
Selain itu, kata Tri, masyarakat Kota Bekasi kerap melakukan pembakaran sampah. Karena itu, Pemkot Bekasi menertibkan tiga TPS liar dalam kurun waktu dua bulan terakhir untuk meminimalisir polusi pembakaran sampah. “Supaya tidak terjadi itu (penambahan polusi), (penertiban) meminimalisir pembakaran sampah-sampah yang baru di TPS-TPS liar yang menyebabkan polusi udara,” paparnya.
Tri menyebut, pihaknya terus berupaya untuk mengatasi polusi di Kota Bekasi dengan memperbanyak tanaman di sejumlah titik. “Tapi ya itu tadi, kami terus berupaya dengan melakukan memperbanyak tanaman-tanaman yang kita tanam,” ujarnya.
Baca Juga:Sudah Saatnya Orang Tua Mengubah Pola Berpikir untuk Anaknya Yang Sekolah di Pendidikan Anak Usia DiniSMAN 3 Cikampek Banjir Prestasi Nasional dan Internasional, Borong 24 Medali OSI-H dan Raih Emas SEAOSM 2023
Pada Rabu pagi tadi, indeks kualitas udara Kota Bekasi berdasarkan situs IQAir tercatat di angka 163 AQI US dengan ukuran polutan utamanya PM 2.5. Angka tersebut tergolong tinggi dan jauh dari kategori udara sehat. Kategori udara sehat berada di rentang 0-50. Situs IQAir merekomendasikan masyarakat di Kota Bekasi untuk mengenakan masker, menyalakan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas outdoor. Hal ini agar terhindar dari udara luar yang kotor. (bbs/mhs)