Berikut cara komunikasi buaya menurut pakar Genetika Ekologi IPB, Bahasanya bukan “kalo aku chat ada yang marah nggak?”. Namun ini penemuan dari para penelitian melakukan pengamatan pada buaya sehingga menemukan bagaimana cara komunikasi buaya.
Apa kalian tahu buaya ini selain hewan aligator terganas ya, namun hewan ini ternyata hewan yang setia dengan pasangannya karena buaya hanya sekali kawwin selama hidupnya lho.
Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya. Namun, ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Selain itu banyak juga jenis-jenis buaya yang ada di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah dilindungi oleh undang-undang. Jenis Cassius adalah buaya terbesar di dunia yang hidup di penangkaran.
Baca Juga:Film Pesugihan Mencari kekayaan Setelah Bangkut Lewat Bersekutu Dengan Jin: Film Pesugihan Sinopsis beserta PemainnyaSinopsis Film Horor “Sosok Ketiga”: Kisah Nyata Di sebuah Desa yang Mengadakan Perjanjian Ritual Aneh
Saat ini telah ditemukan cara komunikasi buaya satu sama lain dengan bahasa yang unik mereka sendiri. Apakah suara yang dikeluarkan oleh buaya hanyalah alat komunikasi yang primitif atau alat komunikasi canggih di antara mereka?
Dilansir dari IPB University, Menurut Pakar Genetika Ekologi IPB University, Prof. Ronny Rachman Noor yang mengungkapkan adanya perbandingan pada reptil yang diketahui paling banyak mengeluarkan suara termasuk buaya.
Prof Ronny menjelaskan, saat ini para peneliti di Australia sedang melakukan kegiatan penelitian terhadap buaya dengan membuat rekaman suara buaya air asin.
“Peneliti ini berhasil memecahkan makna dari setiap jenis suara yang dikeluarkan buaya seperti geraman, gedebuk, tamparan di kepala dan juga gerakan tubuh lainnya yang biasa dilakukan buaya air asin (Crocodylus porosus),” ucap Prof Ronny.
Prof Ronny mengungkapkan para peneliti menggunakan ilmu ekologi akustik sehingga berhasil mengungkapkan bahwa buaya memiliki kemampuan memompa setiap sisik di punggungnya (osteodermata).
Hasil dari pergerakan fisik timbangan itu merupakan suara berfrekuensi rendah yang dapat merambat sangat jauh dalam air, artinya buaya dengan sengaja mengeluarkan jenis suara tertentu guna berkomunikasi. Menariknya suara-suara itu dikenali dan dipahami oleh buaya lainnya.