Perpustakaan Cikini, sebuah institusi berharga bagi literasi dan pengetahuan, memiliki jejak sejarah yang mencolok di Jakarta, Indonesia.
Perpustakaan ini tidak hanya sekadar tempat untuk membaca buku, tetapi juga menjadi titik penting dalam memperkuat minat baca dan mendukung pembelajaran di tengah masyarakat.
Kembali ke akarnya, mari kita telaah perjalanan sejarah yang membentuk perpustakaan menjadi apa yang kita kenal saat ini.
Pemulaiannya sebagai Perpustakaan Rakyat
Baca Juga:Liga 1 Pencak Silat Indonesia, Semarak Sportivitas Warisan Budaya dan OlahragaBahaya Kalau Gak Tahu Risiko, Kenali Kemungkinan Cedera Olahraga Silat, Simak Juga Cara Pencegahan Cedera
Pada tahun 1971, Perpustakaan Rakyat Jakarta resmi pindah ke gedung yang lebih besar di Jalan Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat, dan kemudian dikenal dengan nama Perpustakaan Cikini.
Pada tahap ini, perpustakaan ini mulai mengembangkan koleksi dan fasilitasnya, memberikan akses ke berbagai jenis bahan bacaan, mulai dari buku-buku umum, majalah, koran, hingga materi referensi.
Transformasi dan Pembaharuan
Seiring berjalannya waktu, perpustakaan mengalami transformasi dan pembaharuan yang bertujuan untuk tetap relevan dalam era digital dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Fasilitas internet, komputer, dan akses ke sumber daya elektronik menjadi bagian integral dari layanan perpustakaan, memungkinkan pengunjung untuk mengakses informasi dengan lebih mudah dan efisien.
Pusat Kegiatan Literasi dan Pengetahuan
Perpustakaan Cikini bukan hanya tempat untuk membaca, tetapi juga pusat kegiatan literasi dan pengetahuan. Berbagai acara seperti lokakarya, pelatihan, diskusi, serta pertemuan komunitas sering diadakan di perpustakaan ini.
Sejarah Perpustakaan Cikini adalah cerminan perjuangan untuk meningkatkan literasi dan pengetahuan masyarakat Jakarta.