“Saya memimpin Jabar saat COVID datang, 15 ribu rakyat meninggal dunia, ada ua, guru, tetangga, teman, semua berpulang karena COVID. Tapi dengan semangat gotong royong, Jabar bisa melalui COVID,” tegasnya.
Momen paling haru dari pidato sambutan Kang Emil pun terjadi. Itu setelah dia menyebut ujian terberatnya semasa hidup adalah ketika kehilangan putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) pada pertengahan 2022 lalu.
Pada momen itu, dia bahkan sempat meneteskan air mata dan diam tanpa kata. Penonton yang ikut terharu berusaha menguatkan Kang Emil.
Baca Juga:Duet Ganjar- Ridwan Kamil Bisa Runtuhkan Jawa BaratCiri-ciri ISPA Karena Polusi Udara, Jangan Anggap Remeh…!
“Dalam 5 tahun, saya ditinggalkan (terdiam), saya ditinggalkan anak lelaki saya, itu adalah ujian terbesar yang pernah saya lalui. Tapi berkat doa rakyat, dengan tekad kuat walaupun COVID melanda, walaupun Eril tidak ada, provinsi ini adalah provinsi terbaik di Indonesia,” tegas Kang Emil disambut tepuk tangan puluhan ribu penonton.
Kang Emil kemudian berpamitan kepada warga Jabar. Sebab, hanya dalam hitungan hari, masa jabatannya sebagai Gubernur berakhir. Dia kemudian mengibaratkan apa yang telah dilakukan selama lima tahun ini bak nyala lilin.
“Saya dulu warga yang marah dengan ketidakadilan dan saya nyalakan lilin di Kota Bandung dan menyala bersinar di Jabar. Setelah ini saya akan kembali ke rumah untuk mengurus keluarga, kembali seperti anda, mengurus sehari-hari, mari kita jaga lilin ini,” tutur Kang Emil.
“Terima kasih warga Jabar sudah mempercayakan saya, kalau Jabar bisa, pasti Indonesia bisa. Semua yang baik bisa diperluas untuk Indonesia. Saya mohon maaf, seorang pemimpi pasti banyak khilaf, saya paham tidak semua bisa sukses,” lanjutnya.
“Sekali lagi mohon doanya, setelah ini saya belum tahu takdirnya ke mana. Apapun takdir, yang penting kita saling mendoakan. Saya tidak akan berubah, tetap menjadi manusia paling baik yang bermanfaat untuk masyarakat,” tutup Kang Emil. **