Sebagai orang tua, Anda tentu khawatir dan tidak ingin Si Kecil terus-terusan berbohong, Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghentikan kebiasaan anak berbohong.
Apa pun alasannya, berbohong merupakan perilaku buruk yang sebaiknya dihindari anak sejak usia dini. Setiap orang tua atau pengasuh anak perlu mendidik anak dengan baik, agar ia tidak ‘ketagihan’ melakukan kebiasaan buruk tersebut.
Hal ini bisa terlihat dari perilakunya yang berubah dan terlihat seolah-olah menutup-nutupi perasaan atau masalah yang dihadapinya.
Baca Juga:Anak Mulai berbohong? Hal Yang Tak Baik Dilakukan Anak! Kenapa Anak Mulai Berbohong: 7 Hal Yang Menjadi Penyebab Anak BerbohongJangan Asal Berucap Pada Anak! 3 Kalimat yang Dapat Merusak Mental Anak Berakibat Fatal Untuk Psikologisnya
Ketika mengetahui anak berbohong, tidak perlu terburu-buru menganggap diri Anda gagal sebagai orang tua. Pasalnya, berbohong merupakan salah satu hal yang kerap dipelajari oleh anak seiring tumbuh kembangnya.
Memasuki usia 4–6 tahun, anak bisa saja lebih lihai berbohong. Mereka sudah bisa menunjukkan ekspresi wajah dan nada suara tertentu untuk menyampaikan kebohongannya. Kalau Anda menyadarinya, mungkin sikap Si Kecil saat berbohong tampak menggemaskan, yaitu seperti sedang berusaha menutupi sesuatu.
Nah, seiring bertambahnya usia, anak mungkin akan bisa berbohong ketika ditanyakan mengenai berbagai hal, mulai dari hal yang berkaitan dengan pelajaran atau aktivitas di sekolah, pekerjaan rumah, guru, hingga teman.
Usia anak 5–10 tahun merupakan saat yang tepat bagi orang tua untuk menjelaskan pada anak tentang bedanya kebohongan dan kejujuran beserta untung ruginya. Orang tua harus membuat anak-anak menyadari bahwa berbohong adalah kebiasaan buruk dan hal itu akan membuat mereka terjebak dalam kesulitan nantinya.
Berikut Tips Untuk Menghentikan Anak Berbohong:
Menghindari sebutan ‘pembohong’
Selain itu, hindari memberi label ‘pembohong’ atau ‘tukang bohong’ pada anak. Hal ini hanya akan membuatnya lebih banyak berbohong atau justru trauma. Sebaliknya, berikan pujian atau kata manis untuknya ketika anak mengatakan hal yang jujur. Hal ini bisa memotivasinya untuk terus berperilaku jujur.