“Ya, ini adalah hak demokrasi bagi setiap organisasi relawan. Mereka adalah organisasi independen yang mandiri, dan sikap mereka tidak bisa diintervensi oleh pihak manapun,” jelas Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres PDIP, Ahmad Basarah.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP ini menyatakan bahwa dirinya, sebagai Ketua Tim Koordinasi Pemenangan Relawan Ganjar Pranowo, menghormati setiap keputusan politik yang diambil oleh organisasi relawan. Ini dilakukan dalam rangka menentukan arah politik dan dukungan pada Pemilihan Presiden 2024.
Ahmad Basarah juga berpendapat bahwa aksi Projo yang mendukung Prabowo tidak dapat diartikan sebagai cerminan sikap yang akan diambil oleh Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2024 yang akan datang. Meskipun demikian, Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, secara terang-terangan mengakui bahwa keputusan mereka untuk mendukung Prabowo adalah hasil arahan dari Jokowi.
Baca Juga:Eco Wisata Pantai Karawang, Kemilau Pasir Putih dan Hutan MangroveGembong Warsono Berpulang, Simak Informasi Lengkap Profil dan Sebab Kematian
“Yang sudah jelas, tidak perlu diragukan lagi,” kata Budi Arie Setiadi, saat memimpin Projo dalam mendeklarasikan dukungan di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada hari yang sama.
Pendekatan yang bersifat diplomatis ini oleh Ahmad Basarah sejalan dengan pandangan beberapa kader PDIP lainnya, namun bertentangan dengan pandangan beberapa anggota partai yang lain. Salah satu di antaranya adalah Ketua Umum Relawan Prabowo Ganjar, Haposan Situmorang, yang menyebutkan Projo yang dipimpin oleh Budi Arie sebagai pengkhianat.
“PDI Perjuangan adalah ibu kandung Projo. Projo lahir pada tahun 2014 dengan kader-kader PDIP yang mendukung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2014. Budi Arie juga merupakan kader PDIP,” kata Haposan dengan penuh emosi pada Sabtu, 14 Oktober 2023.