Selain itu, alat ini bisa memberikan tekanan yang tidak diperlukan pada persendian, mengubah cara anak berjalan menjadi tidak normal, dan bisa memengaruhi perkembangan otot anak.
Bayi dapat bergerak terlalu cepat
Alat beroda ini punya potensi berbahaya, bahkan jika Ibu mengawasi dengan sangat hati-hati. Pasalnya, ketika bayi sudah terampil berjalan, mereka bisa jadi semakin cepat dan sulit untuk Ibu kejar.
Bayi bisa dengan cepat menjauh dari orang tua atau pengasuh dan bisa masuk ke situasi berbahaya. Yang lebih sulit lagi, bayi tidak bisa keluar dari alat beroda ini jika terjadi kecelakaan, sehingga mereka terjebak di dalamnya.
Baca Juga:Baby Walker Bisa Berbahaya, Alternatif Alat untuk Bayi Belajar Jalan yang Bisa Ibu CobaSebabkan Kerontokan, Begini Cara Mengatasi Rambut Rontok Karena Stres
Dapat menjangkau barang berbahaya
Dengan baby walker, bayi lebih mudah mengakses benda-benda di sekitarnya/ Ini termasuk yang berbahaya seperti bahan kimia, obat-obatan, benda panas, atau benda tajam. Bayi juga bisa meraih benda-benda yang sebelumnya di luar jangkauan mereka.
Masalahnya, jika orang tua tidak selalu ada di samping si Kecil, ada risiko bayi mengambil dan bahkan memasukkan benda-benda berbahaya ke mulut mereka. Oleh karena itu, penggunaan baby walker tidak disarankan.
1. Meningkatkan risiko ketegangan otot
Baby walker dapat menyebabkan ketegangan otot pada bayi, yang dapat memengaruhi perkembangan otot dan membatasi gerakan alami bayi ketika mereka sedang belajar berjalan.
2. Menghambat pembelajaran keseimbangan tubuh
Saat bayi menggunakan baby walker, mereka tidak perlu menggunakan otot inti mereka untuk mengatur keseimbangan tubuh karena mereka bergantung pada baby walker. Hal ini dapat menghambat perkembangan keterampilan motorik yang dibutuhkan bayi untuk belajar berjalan secara mandiri.
3. Membiasakan bayi berjalan dengan cara yang tidak normal
Ketika bayi menggunakan baby walker, mereka cenderung mendorong dengan jari-jari kaki, yang dapat memberikan tekanan berlebih pada jari-jari kaki. Akibatnya, bayi bisa terbiasa berjalan dengan pola yang tidak normal, seperti berjalan berjinjit.