KABUPATEN KARAWANG – Di tengah sorotan dunia terhadap perubahan lingkungan yang mengkhawatirkan, kisah kolaborasi antara masyarakat dan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengenai Pantai Pasir Putih menjadi sebuah cerita menarik tentang tekad dan kesatuan upaya mengatasi krisis lingkungan. Sebuah kisah menciptakan garis pantai dan hidup baru di Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.
Kabupaten Karawang, yang memiliki garis pantai sepanjang 84,23 kilometer, telah merasakan dampak serius dari perubahan lingkungan global. Kenaikan permukaan air laut dan abrasi pantai menjadi ancaman nyata bagi kehidupan masyarakat pesisir. Dengan hampir 53 kilometer garis pantai yang telah hilang atau rusak akibat abrasi, pertanyaan mendasar muncul: apakah krisis ini dapat dicegah, ataukah ini adalah sifat alami dari bumi yang tidak dapat dihindari?
Di tengah pergulatan menghadapi krisis ini, delapan tahun lalu, seorang pria bernama Suhaeri (51), memutuskan untuk bertindak. Suhaeri bersama keluarga, nelayan, dan penambak setempat, memulai sebuah inisiatif pelestarian mangrove. Mereka menyadari bahwa tanaman mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan di wilayah pesisir.
Baca Juga:Malam Hari Ini, Bupati Karawang Tinjau TPST JalupangBBWM Terus Berikan Kontribusi Untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Perjalanan mereka penuh tantangan. Ombak yang ganas merusak tanaman mangrove mereka. Namun, Suhaeri dan timnya tidak pernah menyerah. Dengan tekad dan ketekunan, mereka berhasil memelihara sekitar 500 pohon mangrove yang kuat dan tangguh. Keberhasilan ini menjadi landasan untuk langkah berikutnya dalam upaya mereka.
Pada tahun 2016, mereka menjalin kerja sama dengan PHE ONJW (Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java), sebuah perusahaan yang berkomitmen pada pelestarian lingkungan. Bersama dengan PHE ONJW, mereka menanam sekitar 15 ribu pohon mangrove. Keberhasilan ini semakin mengukuhkan manfaat pelestarian mangrove dalam mengurangi abrasi pantai dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Namun, tidak semua berjalan mulus. Saat mereka mencoba menanam mangrove terlalu rapat, mereka menghadapi masalah lumpur yang tidak memadai. Ini mendorong mereka untuk mencari solusi, dan akhirnya, mereka menghubungi Pertamina PHE ONWJ untuk membangun jembatan darurat yang memudahkan penanaman mangrove dalam skala yang lebih luas.
Kesatuan dan tekad yang dimiliki oleh Suhaeri dan timnya adalah kunci keberhasilan proyek ini. Mereka merawat setiap pohon mangrove dengan penuh perhatian, terlepas dari cuaca ekstrem yang mereka hadapi. Hasilnya, lahan yang sebelumnya hanya memiliki 500 pohon kini telah berkembang menjadi 20 hektar dengan ratusan ribu pohon yang terus tumbuh dan berkembang.