Suhaeri dan Jawaban Pelestarian di Masa Krisis Lingkungan

Kisah kolaborasi antara masyarakat Desa Sukajaya dan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengenai Pantai Pasir Putih.
Kisah kolaborasi antara masyarakat Desa Sukajaya dan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengenai Pantai Pasir Putih.
0 Komentar

Tetapi seperti dalam banyak proyek lingkungan lainnya, Suhaeri dan timnya menghadapi dua kendala utama: alam dan manusia. Alam seringkali memberikan tantangan berupa cuaca ekstrem, ombak tinggi, dan abrasi pantai yang terus-menerus terjadi. Tetapi tantangan manusia juga ada dalam bentuk berbagai kelompok dan individu yang memiliki pandangan yang berbeda tentang upaya pelestarian ini.

Suhaeri mencatat bahwa kunci keberhasilan proyek ini adalah kesatuan dan tekad. Meskipun ada banyak kelompok yang berpartisipasi dalam proyek ini, mereka selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Mereka juga senantiasa berkomunikasi dengan komunitas setempat untuk mendapatkan masukan dan dukungan dalam upaya mereka.

Selama perjalanan ini, Suhaeri dan timnya belajar untuk beradaptasi dengan alam. Mereka belajar tentang ombak, kekuatan rob, dan karakteristik pasir pantai. Mereka juga mencoba berbagai metode untuk menahan ombak, termasuk penggunaan ban bekas. Ban bekas digunakan sebagai penghalang alami untuk melindungi mangrove dan meminimalkan abrasi pantai.

Baca Juga:Malam Hari Ini, Bupati Karawang Tinjau TPST JalupangBBWM Terus Berikan Kontribusi Untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Melihat hasilnya, penggunaan ban bekas telah terbukti efektif dalam melindungi mangrove dan menciptakan habitat baru bagi ikan dan satwa laut. Bahkan ketika banjir rob melanda, mangrove yang dijamin oleh ban tersebut tetap aman dan tidak terhanyut oleh ombak.

Sahari dan timnya juga menemukan bahwa ban bekas menjadi tempat berlindung bagi ikan yang berenang dalam arus ombak. Mereka bahkan menemukan bahwa pasir di sekitar ban bekas mulai menggundul, dan mereka mengangkat pasir secara manual setiap hari untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik.

Selama perjalanan ini, mereka terus belajar dari alam dan mencoba mengembangkan metode yang lebih baik untuk menjaga ekosistem mangrove mereka. Mereka telah menemukan dua metode utama: penggunaan ban bekas mobil yang diisi dengan beton, dan penggunaan ban kosong yang diisi dengan pasir.

Kedua metode ini telah terbukti efektif dalam melindungi mangrove dari hempasan ombak dan abrasi pantai. Sahari dan timnya memperhatikan betul dinamika alam dan berusaha menciptakan solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Mengenai abrasi pantai, Suhaeri mengatakan, “Abrasi bisa merusak 10 meter pantai dalam sehari, tetapi sekarang kami telah berhasil mengembangkan lahan timbul seluas lebih dari 20 hektar.” Dalam beberapa tahun, pantai yang semula hanya terletak sepuluh meter dari pemukiman sekarang telah berjarak lebih dari 200 meter.

0 Komentar