Proyek pelestarian mangrove di Pantai Sahari juga memiliki komponen edukasi yang kuat. Setiap bulan, mereka menerima sekitar 3.000 pengunjung yang datang untuk belajar tentang mangrove dan pentingnya menjaga lingkungan. Mereka juga melibatkan pengunjung dalam kegiatan-kegiatan seperti pembakaran sampah laut dan mengelola sampah untuk menghasilkan pupuk.
Suhaeri juga menunjukkan bahwa komunitas lokal berperan penting dalam upaya pelestarian mangrove ini. Mereka merasa bahwa proyek ini adalah milik mereka, dan mereka berusaha untuk menjaga keberlanjutan proyek ini. Masyarakat lokal telah aktif dalam pengelolaan area pantai, termasuk pengelolaan sampah dan pengolahan sampah menjadi pupuk.
Pengembangan UMKM juga merupakan bagian penting dari proyek ini. Dampak positifnya terasa dalam perkembangan masyarakat sekitar. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan dan peningkatan ekonomi lokal, pendapatan mereka meningkat dan kesejahteraan masyarakat pun meningkat.
Baca Juga:Malam Hari Ini, Bupati Karawang Tinjau TPST JalupangBBWM Terus Berikan Kontribusi Untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Suhaeri berharap untuk menjadikan Pantai Pasir Putih sebagai percontohan pelestarian mangrove yang berhasil. Mereka ingin menjaga ekosistem mangrove yang sehat dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat. Namun, dia juga sadar bahwa upaya pelestarian lingkungan adalah perjalanan yang berkelanjutan, dan mereka harus tetap berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan proyek ini.
Kisah Suhaeri dan Pantai Pasari Putih adalah cerminan dari apa yang dapat dicapai ketika sekelompok individu dengan tekad kuat bergabung untuk menjaga alam dan memanfaatkannya secara berkelanjutan. Mereka adalah contoh inspiratif bagi kita semua dalam menjaga alam kita dan mendorong perubahan positif dalam masyarakat kita. Tepian Pantai Sahari bukan hanya sekadar cerita, tetapi juga sebuah harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi lingkungan dan masyarakat Kabupaten Karawang, bahkan seluruh dunia.