Oleh SCF, fenomena migrasi burung pemangsa ini diharapkan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai peluang untuk mengembangkan event wisata tahunan berupa Festifal. Selain untuk menggerakkan perekonomian lewat wisata minat khusus, juga untuk melakukan kegiatan pelestarian dan perlindungan atau kegiatan konservasi.
Hal ini terbukti dari penuhnya Café, Glamping dan Villa di sekitar Puncak Sempur yang sudah penuh dipesan oleh tamu-tamu dari berbagai daerah untuk menghadiri Festifal Raptor Migran Sanggabuana.
Sanip “Bapung” Syarifudin salah satu tokoh budaya Karawang menyambut baik kegiatan Festifal Raptor Migran Sanggabuana ini. Abah Bapung, yang juga hadir di Puncak Sempur sejak hari Sabtu ikut mengapresiasi kegiatan konservasi terkait kedatangan raptor migran ini. “Fenomena alam ribuan raptor migrasi ke Sanggabuana ini tidak hanya dijadikan event atraksi wisata tetapi juga dijadikan kegiatan konservasi. Walaupun dengan kedatangan ribuan burung sikep madu asia ini tentu akan membuat rugi beberapa penyadap madu hutan, karena sikep madu asia ini makanannya adalah larva lebah madu, jadi cara mencari makannya dengan merusak sarang madu hutan. Tetapi saya berharap fenomena menarik ini bisa dicreate menjadi sebuah acara yang akan menjadi event tahunan berupa festifal yang akan menjadi ikon baru Kabupaten Karawang, sekaligus untuk memunculkan dan mengenalkan budaya yang ada di Karawang.” tutup Abah Bapung.
Buat masyarakat yang akan ikut mengamati fenomena ribuan burung pemangsa terbang diatas Pegunungan Sanggabuana ini, bisa datang langsung ke kawasan wisata Puncak Sempur sampai akhir bulan November. Beberapa Café menyediakan binocular untuk membantu pengamatan. **