KBEONLINE.ID- Di Jepang boneka yang dinilai paling mahal di jaman Edo adalah Saga Ningyō. Boneka ini melambangkan sosok dewa keberuntungan yang sedang memegang pundi-pundi uang di tangan kirinya dan sebuah kipas terkembang di tangan kanannya.
Sejak zaman dahulu, tepatnya pada abad ke-7, bangsa Jepang telah menggunakan Ningyō, yang artinya “benda mirip manusia”, dalam upacara tolak bala. Dalam ritual tersebut, untuk menghindari bahaya atau penyakit, pelaku upacara akan menghembuskan nafasnya pada boneka yang terbuat dari bilah-bilah kayu, kemudian menghanyutkannya ke sungai. Ritual serupa ini masih dilakukan hingga kini di kuil-kuil Shinto di seluruh Jepang sebagai bagian dari upacara penyucian dosa.
Setiap bulan Juni dan Desember, umat agama ini akan mengambil wayang-wayangan berbahan kertas putih polos yang disebut Katashiro, lalu menghelakan sepenuh nafas ke atasnya sebagai perlambang bahwa ia telah memindahkan seluruh dosa-dosa kepadanya.
Baca Juga:6 Minuman Ini Cocok Untuk Diet menurunkan Berat Badan Dapat Meminum Sebelum waktu TidurAsal Usul, Fakta Tentang Venom Simbiosis Alien, Berikit Sinopsis Film Venom Cek Selengkapnya
Kemudian, kertas-kertas ini dilarung ke sungai sambil berdoa agar semua kesalahan di masa lalu terhapus dan diri mereka menjadi bersih kembali. Dari ranah keagamaan inilah tradisi boneka berkembang dengan pesat di Jepang. Dikerjakan dengan melantunkan doa-doa baik dan ketelitian yang tinggi, boneka tidak hanya menjadi pembawa harapan, namun juga karya seni bernilai luhur serta cendera mata khas suatu daerah.
Ningyo sendiri merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang artinya boneka manusia. Dalam pameran ini ditampilkan lebih dari 60 boneka yang terbagi dalam empat bagian yang berbeda. Antara lain boneka untuk mendoakan pertumbuhan anak-anak, boneka sebagai karya seni, boneka sebagai kesenian rakyat, dan persebaran budaya ningyo.
Sejak dahulu, karya seni yang telah lahir sejak zaman atau 794-1185 masehi ini sering digunakan masyarakat jepang sebagai media untuk mendoakan anak-anak agar terhindar dari kesialan serta selalu mendapat kebahagiaan. Seiring dengan perkembangan zaman, ningyo mulai bergeser menjadi kerajinan tangan yang dapat dinikmati keindahannya.
Dalam pameran ini, diceritakan perkembangan dan perubahan bentuk ningyo yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat diketahui melalui bentuk ningyo mulai dari bentuk tradisional hingga berbentuk collector figure. Tidak hanya itu, dalam pameran ini juga menampilkan bentuk ningyo dengan ciri khas dari masing-masing daerah di Jepang.