KBEONLINE.ID– Scrolling TikTok sudah mendarah daging dalam rutinitas sehari-hari banyak orang-orang modern. Tidak hanya orang dewasa yang mengalami boomingnya TikTok, tetapi juga anak-anak dan remaja.
Amnesy International telah merilis temuan dari sebuah studi global tentang risiko yang terkait dengan scrolling TikTok, terutama bagi kaum muda. Taktik pengumpulan data dan algoritma rekomendasi konten TikTok yang mengganggu, yang dikenal sebagai FYP, menyakiti anak muda dengan mendorong konten yang membuat depresi dan bunuh diri yang dapat memperburuk kesehatan mental mereka.
“Temuan ini menjelaskan praktik dan desain TikTok yang menipu hingga membuat ketagihan, yang dimaksudkan untuk membuat pengguna terus scrolling selama mungkin. Hal ini juga menunjukkan bahwa mesin rekomendasi konten algoritmik platform tersebut, yang dikreditkan sebagai pendorong perkembangan global platform tersebut, menempatkan remaja dan orang dewasa muda dengan masalah kesehatan mental dalam bahaya besar,” ujar Lisa Dittmer, Peneliti di Amnesty International.
Baca Juga:Makanan Khas Timur Tengah: Perbedaan Nasi Mandhi dan Nasi Kabsah, Simak Penjelasannya!Aktor Thailand Bright Vachirawit Main Film “Congrats My Ex!” Dengan Konsep Bollywood, Mulai Tayang November 2023
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Amnesty International, model bisnis TikTok pada dasarnya merugikan karena mendorong keterlibatan pengguna, yang membuat pengguna tetap berada di aplikasi tersebut lebih lama dan memungkinkan pengumpulan lebih banyak data pribadi tentang mereka. TikTok kemudian menggunakan informasi ini untuk membuat profil dan menganalisis pengguna. TikTok dapat menggunakan data ini untuk mengkategorikan pengguna dan menargetkan mereka dengan konten yang sangat bertarget, termasuk iklan, agar mereka tetap berada di platform.