Calon presiden (capres) 2024 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo subianto tak ambil pusing soal dirinya yang dicap telah empat kali gagal maju pemilihan presiden (Pilpres). Jiwa semangat patriotik dan militernya tidak pernah padam, membuat diriya tidak pernah berhenti dan menyerah mendaftarkan diri sebagai presiden meski sudah empat kali dirinya meraup kegagalan, baginya, tidak ada kata kalah bagi seorang pejuang.
Lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951 Prabowo merupakan anak keturunan dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar. Ia menempati posisi anak ketiga dari empat bersaudara, dengan dua kakak perempuan yaitu Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati, serta seorang adik laki-laki bernama Hashim Djojohadikusumo. Mengutip dari Viva.co.id Prabowo sempat menikah dengan Siti Hediati Hariyadi, yang merupakan anak dari Presiden Soeharto. Dari pernikahannya tersebut, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ragowo Didiet Hediprasetyo.
Sering berpindah pindah tempat tinggal dari satu negara ke negara lain karena pekerjaan ayahnya. Membuat Prabowo sering berpindah sekolah antar negara baik dalam pendidikan dasar hingga menengahnya. Awalnya, ia bersekolah SD di Hongkong, lalu pindah ke Malaysia, Swiss, dan menyelesaikan sekolah menengah atas di American School di Inggris dan baru saja kembali ke Indonesia pada umur ke 16 tahun. Orangtua prabowo dikenal sebagai seorang ekonom yang berpengaruh dan aktivis sosial. Meski jadi pendatang baru, dirinya tidak menjadi pengamat pasif, melainkan aktif terlibat dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh orangtuanya.
Baca Juga:Belum Banyak Yang Tahu Ini Kisah Cinta Prabowo dan Titiek SoehartoTips Cara Aman Menyimpan Asi Tampa Disimpan di Kulkas
Bergabung dengan Akademi Militer Nasional
Menginjk usia ke 19 tahun, Prabowo mengambil keputusan untuk bergabung dengan Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, Jawa Tengah. Kemudian, Prabowo berhasil lulus dari AMN pada tahun 1974. Dua tahun berikutnya, ia menjadi bagian dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Angkatan Darat, di mana reputasinya terus berkembang. Prabowo memulai karirnya sebagai komandan Peleton Para Komando Grup-1 dan mencapai puncaknya sebagai pemimpin tertinggi di Kopassus pada periode 1996-1998.
Karier militernya terus menanjak, hingga Prabowo menjadi Panglima Kostrad pada tahun 1998. Meski jabatannya di Kostrad tidak berlangsung lama karena situasi politik nasional yang tegang, ditandai dengan maraknya pemaksaan hingga pengunduran diri Presiden Soeharto. Pada tahun yang sama, Prabowo diangkat menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI, meskipun ia bertugas di sana hanya untuk waktu yang singkat.