KBEONLINE.ID- Masjid Agung Syekh Quro di Karawang, masjid tertua di pulau Jawa ini berdiri kokoh hingga sekarang ini tepat berada di Alun-alun Barat, Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Usia Masjid Agung Karawang sudah 605 tahun yang menjadikannya sebagai masjid tertua di Jawa Barat. Bahkan, masjid ini juga disebut-sebut sebagai masjid teruta di pulau Jawa.
Masjid Agung Karawang berdiri pada tahun 1418 Masehi atau 838 Hijriyah di Karawang, Jawa Barat.
Baca Juga:Harga Murah Rasa Nagih 5 Warung Ayam Penyet Yang Terlaris: Sambelnya bikin Nangis Wajib Coba!Rumah Makan Ratu Penyet Kuliner Karawang yang Viral, Sambalnya Juara dan Bikin Nagih: Selalu Ramai Dikunjungi, Patut Kamu Coba!
Masjid ini didirikan oleh ulama tersohor pada saat itu bernama Syekh Quro yang bernama lengkap Syekh Hasanudin bin Yusuf Sidik.
Juga ada dua ulama yang terlibat dalam pendiriannya, yaitu Syekh Abdurrahman dan Syekh Mualana Idhofi.
Diketahui Masjid Agung Karawang dibangun tidak jauh dari Pelabuhan Sundapura Padjajaran Karawang di Sungai Citarum dan pertemuan dengan Cibeet.
Keberadaan tempat ibadah umat muslim ini juga tidak lepas dari peran Syaikh Quro sebagai penyebar agama Islam pertama di Karawang.
Selain itu sebagai tempat pernikahan antara Sribaduga Maharaja Prabu Siliwangi (Pamanahrasa) dengan Nyai Mas Subanglarang (anak santri Syekh Quro) ditikahkan di Masjid Agung Karawang.
Sejarah Masjid Agung Karawang yang semula hanya sebuah pondok pesantren yang bernama Pesantren Quro sekaligus mushola kecil, hanya seluas kurang lebih 9 x 9 meter.
Sekarang lokasi bekas pelabuhan tersebut telah menjadi daratan dan lebih dikenal dengan nama Kampung Poponcol, Jebug dan Bunut.
Baca Juga:Pencinta Seafood Merapat….! Cobain 6 Rekomendasi Tempat Makan Seafood Enak di KarawangMengusung Konsep Unik Makan Steak 21 di Dalam Pesawat, Ada di Mall Karawang Central Plaza
Renovasi masjid tertua di Jabar itu dilakukan kali keempat. Yang pertama, pada tahun 1635 masehi oleh Bupati Karawang pertama, Raden Singa Perbangsa.
Perehaban kedua disertai perluasan dilakukan lagi pada tahun 1747 oleh Bupati Karawang keempat Raden Mochamad Sholeh Singaperbangsa.
Bahkan, bupati yang menjabat dari 1752 hingga 1786 khidmat di Masjid Agung Karawang. Jasadnya dimakamkan di serambi masjid sebelah selatan atau disebut dengan dalem serambi.
Renovasi ketiga dilakukan oleh Bupati Karawang ke-15, Raden Tohir Mangku Dijoyo pada tahun 1957. Bupati yang menjabat dari tahun 1951 sampai 1960 ini juga dimakankan di komplek pemakaman belakang Mesjid Agung Karawang.