KBEONLINE.ID– Saat ini sedang heboh beredarnya dokumen pencopotan 4 Menteri PDIP yang diteken Praktikno.
Dalam salinan surat yang beredar di media sosial itu terdapat 13 menteri Kabinet Jokowi yang bakal berganti. Surat tersebut bertanda tangan Mensesneg Pratikno.
Dari 13 menteri yang direshuffle, 4 menteri dari PDIP dicopot oleh Presiden Jokowi dan satu lagi Kepala BIN Budi Gunawan yang dianggap dekat dengan PDIP.
Baca Juga:Ayo Berburu Produk UMKM Unggulan Kabupaten Bekasi Perikanan di Gedung Juang TambunPj Bupati Bekasi Larang ASN Berfoto dengan Gaya Nomor Urut Caleg, Jika Tetap Melanggar Ini Sanksinya…
Diketahui publik dihebohkan dengan beredarnya dokumen reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang ditandatangani Menteri Sekretatis Negara (Mensesneg) Pratikno. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana memastikan informasi tersebit tidak benar alias hoaks.
“Saat ini beredar sebuah dokumen reshuffle ke-7 Kabinet Indonesia Maju yang telah diusulkan dan disetujui Presiden. Dapat dipastikan dokumen tersebut hoaks, mengandung informasi yang tidak benar/bohong,” kata Ari Dwipayana, Rabu (22/11).
Adapun dalam dokumen yang beredar memuat 13 nama pejabat negara yang akan direshuffle, yakni Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto diganti Indrajaya Murod, Menteri ESDM Arifin Tasrif diganti TB Muhammad Sulaiman,
Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung diganti Yandri Susanto, Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar diganti Eko Putro Sandjojo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly diganti Yusril Ihza Mahendra, Menteri Sosial Tri Rismaharini diganti Agus Harimurti Yudhoyono.
Kemudian, Menpan RB Abdullah Azwar Anas diganti Ibnu Susilo, Menpora Dito Ariotedjo diganti Ilham Permana, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia diganti Andi Sapran, Menko Polhukam Mahfud MD diganti Hadi Tjahjanto, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim diganti Kadarsah Suryadi, Panglima TNI Yudo Margono diganti Agus Subiyanto, dan Kepala BIN Budi Gunawan diganti Dudung Abdurachman.
Ari memastikan, informasi tersebut tidak benar. Ia mengimbau publik untuk tidak menelan informasi tersebut dengan mentah.
“Mengingat banyaknya hoaks dan kabar bohong yang beredar belakangan ini, kami mengimbau agar publik melakukan check and recheck, dan tidak mudah percaya pada informasi dan berita-berita yang tidak berasal dari sumber yang resmi dan kredibel,” pungkas Ari.