Polisi telah menemukan adanya peristiwa pidana dari kasus tersebut.
Ketua KPK Firli Bahuri kemudian terseret dan diperiksa sebagai saksi. Dalam catatan detikcom Firli tercatat diperiksa sebagai saksi pada Selasa (24/10) dan Kamis (16/11).
Dalam pemeriksaan kedua Firli di Bareskrim Polri pun menyisakan momen unik. Firli tampak menghindari wartawan hingga menutupi wajahnya dengan tas
Selain memeriksa Firli Bahuri, penyidik Polda Metro Jaya juga menggeledah kediaman Ketua KPK di Bekasi pada Kamis (26/10). Polisi juga menggeledah rumah di Kertanegara Nomor 46, Jakarta Selatan, di hari yang sama. Lokasi itu belakangan diakui Firli sebagai rumah sewanya.
Baca Juga:Megawati Kumpulkan Para Kader di Bali Secara Tertutup, Pertajam Siasat ‘Perang Darat’ PilpresHeboh Dokumen Pencopotan 4 Menteri PDIP yang Diteken Pratik. Istana Membantah
Rumah di Kertanegara itu dikabarkan menjadi salah satu lokasi pertemuan Firli dan SYL. Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak saat itu mengatakan dugaan pertemuan Firli dan SYL di rumah rehat itu menjadi salah satu materi penyidikan polisi.
“Ya itu materi penyidikan ya. Tapi yang jelas upaya penyidikan yang dilakukan tim penyidik gabungan itu terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi yang saat ini sedang dilakukan tim penyidik gabungan,” kata Ade Safri kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (27/10).
Di awal pekan ini Firli Bahuri sempat mengeluarkan keluh kesahnya terkait penanganan perkara dugaan pemerasan pimpinan KPK kepada SYL. Firli juga menjelaskan alasan mengindar hingga menutup wajah usai diperiksa di Bareskrim Polri pada Kamis (16/11). Firli menyinggung ada situasi abnormal yang dirasakannya.
“Saya paham rekan-rekan media waktu itu, saya sadar rekan-rekan menunggu. Dengan kesadaran saya sebagai pejabat publik tetapi juga sebagai manusia terkadang saya butuh waktu untuk jeda,” kata Firli dalam konferensi pers di gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (20/11).
Firli lalu menyinggung situasi abnormal yang dirasakannya saat diperiksa di Bareskrim.
Dia mengatakan sehari sebelum diperiksa tidak sempat tidur karena mengurus operasi tangkap tangan (OTT) kepada Pj Bupati Sorong.
“Terutama di situasi yang saya anggap situasi abnormal yang tidak bisa saya jelaskan saat ini. Apalagi sehari sebelumnya saya tidak tidur karena menangani tindak pidana korupsi terkait penjabat Bupati Sorong,” katanya.