KARAWANG – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karawang melakukan Kunjungan Kerja ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat pada Jumat, 24 November 2023, guna mendapatkan pemahaman mendalam mengenai kondisi terkini Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang setelah mengalami kebakaran beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa upaya pemadaman dan antisipasi masih terus dilakukan di TPAS Jalupang. Kepala DLH Karawang, Wawan Setiawan, menyampaikan bahwa area TPAS Jalupang dibagi menjadi dua, di mana area pertama ditimbun dengan sampah basah, sementara area kedua masih diberikan perhatian khusus dengan penggunaan alat pemadam, termasuk kerja ekstra untuk mencegah terjadinya kebakaran lanjutan.
“Upaya pemadaman dilakukan pada malam hari untuk menghindari kesulitan akibat terik matahari dan arus angin yang kencang dengan arah yang berubah-ubah,” ungkap Wawan.
Baca Juga:DPRD Karawang Terima Audiensi Warga Palumbonsari Tuntut 6 Perumahan IniSerius tapi Santai, Intip Yuk Pelatihan Keprotokolan yang Diikuti Perwakilan Sejumlah Dinas Ini
Selain itu, Wawan Setiawan juga menyampaikan data mengenai warga yang terdampak kebakaran TPAS Jalupang. “Data pasien terdampak kebakaran melibatkan Puskesmas Utama sebanyak 137 orang, 4 orang dirujuk ke UGD, 320 orang berobat ke Puskesmas, dan 1 orang dirujuk ke RSUD Jatisari,” paparnya.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Karawang, H. Endang Sodikin, menyoroti perlunya penyisiran terhadap masyarakat yang terdampak kebakaran TPAS Jalupang, tidak hanya di empat desa terdekat, tetapi juga di desa-desa di sekitarnya seperti Kotabaru, Tirtamulya, Cikampek, dan Jatisari.
“Tolong disisir kembali beberapa desa yang berada di dekat area Jalupang, bukan hanya di 4 Desa terdekat saja, tapi juga Desa-Desa di Kecamatan Kotabaru, Tirtamulya, Cikampek, dan Jatisari,” ujar H. Endang Sodikin.
Lebih lanjut, Kang HES, sapaan akrab H. Endang Sodikin, menegaskan perlunya optimalisasi keberadaan Bank Sampah untuk meminimalisir jumlah sampah yang dibuang ke Jalupang. Ia juga mendorong adanya inovasi dalam metode penguraian sampah, termasuk penggunaan mikroba dengan campuran zat tertentu untuk mempercepat penguraian sampah organik, serta pemanfaatan sampah non-organik seperti plastik menjadi produk bernilai ekonomis.
“Diharapkan adanya terobosan dan metode-metode baru dalam upaya penguraian sampah, baik itu sampah organik atau non-organik,” pungkasnya.(*)