Tidak hanya itu, terdapat juga pilar tentang pemenuhan asupan gizi dan peran media massa serta akademisi. Ia melanjutkan terdapat juga pilar tentang cara mengasuh ibu hamil.
“Pemenuhan asupan gizi tentang pencegahan penyakit, kemudian ada lagi tentang media massa lalu ada juga dari akademisi. Ada juga pengasuhan ibu hamil seperti tata cara memperlakukan sampai jumlah pemeriksaan ibu hamil,” lanjutnya.
Sementara, Kepala Bidang Pengembangan dan Ketahanan Keluarga Edi Zulkarnaen menambahkan, sebenarnya di Karawang sudah terdapat BKB di setiap desa, namun belum tercatat di tingkat provinsi.
Baca Juga:Panwaslu Rengasdengklok Siap Mengawasi Logistik Pemilu, Pastikan Transparan dan AkuntableMulai Besok, Bawaslu akan Plototi Para Peserta Pemilu 2024 yang Melakukan Kampanye
“Sebetulnya BKB HIU sudah ada di Karawang tapi waktu itu kita belum melaporkan ke provinsi. Kalau kami inginnya minimal di satu kecamatan ada satu BKB HIU, karena sangat membantu untuk keluarga yang punya balita supaya mereka tidak terkena stunting,” ujar Edy Zul.
“Di Karawang Barat ini memang lumayan banyak untuk jumlah anak stunting. Kalau BKB HIU yang secara tercatat sudah ada tiga di Kabupaten Karawang,” imbuhnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Acep Jamhuri mengungkapkan, program BKB HIU ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengasuhan ibu hamil dan ak usia 0 sampai 23 tahun serta balita secara menyeluruh.
Selain itu, melalui BKB HIU diharapkan bisa terselenggara Pengasuhan Ibu Hamil dan anak Usia 0 – 23 bulan serta Balita secara terintegrasi dan selaras antar Lembaga Pelayanan Layanan terkait. Ia menegaskan, agar masyarakat dan seluruh instansi pemerintah bekerjasama dalam mewujudkan keberhasilan dari program ini.
“Agar semua Pilar tersebut dapat terwujud Optimal sangat diperlukan Kerjasama dan Kerja nyata dari kita semua dengan mengesampingan Ego Program dan Ego Sektoral sehingga kerjasama menjadi lebih indah, karena akan dikelilingi hal-hal yang tidak monoton,” tutupnya. (wyd)