Armada Laksamana Cheng Ho Terkena Badai di Perairan Karawang, dalam Rombongan Ada Syekh Quro dan Istrinya

Armada Laksamana Cheng Ho Terkena Badai di Perairan Karawang
Armada Laksamana Cheng Ho Terkena Badai di Perairan Karawang
0 Komentar

Selama di Cirebon, Cheng Ho diyakini pula berniaga di Cirebon. Dia di antaranya membeli kayu jati, beras tumbuk untuk perbekalannya ke Semarang, hingga membeli rempah-rempah, termasuk terasi dan garam yang banyak dijumpai di Cirebon.

“Tujuan orang asing ke Nusantara kan untuk memperoleh rempah-rempah, termasuk Cheng Ho,” ucap Ofan yang juga dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nur Jati Cirebon.

Rempah-rempah yang dicari Cheng Ho, katanya, diperoleh dari wilayah Kabupaten Kuningan maupun Kabupaten Majalengka. Disalurkan melalui sungai-sungai yang bermuara ke Pelabuhan Muarajati.

Baca Juga:2024 Kemendes-DNN Jalin Kerjasama: yang Dibutuhkan Informasi Dana Desa sampai ke Masyarakat DesaKarawang Target Satu Kecamatan Satu BKB HIU,  Percepat Penurunan Stunting dengan Perbaikan Pola Asuh Anak

Ofan menambahkan, selama di Cirebon, Cheng Ho diminta Ki Gedeng Tapa mendirikan mercusuar di sekitar dataran tinggi di sekitar Pelabuhan Muarajati yang kini dikenal sebagai kawasan Gunungjati di Kabupaten Cirebon.

Pendirian mercusuar dimaksudnya agar kapal-kapal dagang lain dari berbagai negara, seperti Arab, Portugis, dan India, mudah berlabuh di Pelabuhan Muarajati.

“Tapi sekarang tidak ada bekas mercusuar itu sama sekali,” ujarnya.

Dalam rombongannya, Cheng Ho membawa serta seorang ulama dari Campa (nama pangkalan armada Cina di Vietnam Selatan, selain Malaka) bernama Syekh Hasanudin Bin Syekh Yusuf Sidiq atau Syekh Quro.

Syekh Quro turut dalam rombongan Cheng Ho bersama sang istri, yang menurut Ofan namanya tak tercatat dalam naskah, serta sang anak, Tan Go Wat atau Syekh Bentong. Jejak kedua tokoh itu atau maqomnya sampai saat ini ada di Pulobata Karawang.

Syekh Quro belakangan menetap di Cirebon bersama istri dan anaknya selama sekitar lima tahun, sebelum kemudian datang Syekh Syarif Hidayatullah atau Syekh Nurjati atau Sunan Gunung Jati pada 1420. Setelah kedatangan Syekh Nurjati yang bermisi penyebaran ajaran Islam, Syekh Quro dan keluarga pindah ke Karawang.

“Syekh Quro berbagi tugas dengan Syekh Nurjati dalam penyebaran ajaran Islam di Jawa,” tuturnya.

Keberadaan Syekh Quro inilah yang diyakini bahwa Cheng Ho beragama Islam. Menurut Ofan yang pula dikenal sebagai pelukis kaca khas Cirebon ini, sejatinya Cheng Ho bukanlah orang Cina, melainkan berasal dari Bukhara di Uzbekistan.

0 Komentar