KARAWANG – Memasuki musim hujan, bencana banjir dan longsor, juga angin kencang mengancam Karawang. Beranjak dari itu, Pemkab Karawang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah mengambil ancang-ancang antisipatif untuk menghadapinya. Apa saja itu?
Kepala BPBD Karawang, Mahfudin, memaparkan, sejumlah langkah sudah dilakukan dan dipersiapkan berkenaan dengan siaga kebencanaan. “Kemarin kita sudah menggelar rapat koordinasi terkait ini dengan mengundang seluruh dinas instansi, Forkopimda, kecamatan, perwakilan relawan, komunitas, perguruan tinggi, dan perwakikan pengelola kawasan,” ujar Mahfudin, Kamis 30 November 2023.
Dalam rapat itu, kata dia, disampaikan tentang kesiap siagaan menghadapi kebencanaan. “Kami menyampaikan bahwa Desember ke depan bersiap siaga, kita harus melakukan antisipasi kebencanaan. Sebab berdasarkan BMKG, akan ada perubahan curah hujan, di sana ada potensi angin kencang, potensi longsor atau pergerakan tanah, bisa longsoran bisa abrasi, dan banjir,” ucap Mahfudin.
Baca Juga:Tak Tahan Kemacetan, Bapak Bersarung Ngamuk ke Massa BuruhKarawang Mulai Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan, Bupati Aep: Langkah Konkret Atasi Stunting
Dalam rapat itu, kata Mahfudin, intinya penekanan kepada rasa memiliki kesiapsiagaan menghadapi kebencanaan hidrometeorologi 2023 2024.
“Berdasarkan BMKG, curah hujan di Karawang, pada Desember sampai Januari masih di posisi rendah ke sedang. Lalu pada Februari sampai Maret, maju dari sedang menuju tinggi,” kata Mahfudin.
Dari perubahan cuaca itu, jelas Mahfudin, ada potensi bencana alam. “Ada (potensi) longsor. Daerah rawan ini ada di tiga kecamatan, yakni Ciampel, Pangkalan, dan Tegalwaru, yang relatif berada di ketinggian,” kata Mahfudin.
Sementara daerah rawan banjir, sambung Mahfudin, berada di kawasan Telukjambe Barat, terlebih di Karangligar, juga beberapa kawasan pemukiman atau perumahan.
“Untuk banjir sendiri, daerah rawan berada di sepanjang aliran Sungai Cibeet dan Citarum. Sebab kita dua sungai ini meluap, aliran Sungai Cidawolong dan Kaliuranggas pun tak mampu menampung, hingga mengakibatkan banjir,” jelas Mahfudin.
BPBD pun melakukan koordinasi dengan kecamatan-kecamatan unuk memetakan mempersiapkan titik evakuasi. Lalu, mengumpulkan satgas agar lapor cepat, deteksi cepat. Kemudian melakukan koordinasi dengan tim-tim relawan, dan persiapan alat juga logistik. (Siska)