‘Wulan Malam’, Alung Membunuh Wulan Justru karena Asmara 

Alung Membunuh Wulan
Alung Membunuh Wulan
0 Komentar

Di pos penjagaan mereka dihadang. ”Lagi mabuk,” jawab Alung. Mereka pun lolos. Mula-mula Alung mengarahkan motor ke rumah orang tua Wulan. Sampai di mulut gang, motor berhenti. Alung ragu. Lalu mengalihkan arah ke tempat lain: 6 km dari Nirmala. Di situ ada satu barisan ruko. Kalau siang ruko itu sebagian buka untuk usaha. Salah satunya bakso. Sebagian ruko lagi masih kosong.

Alung rupanya mengenal baik ruko itu. Alung adalah bagian keamanan di ruko tersebut. Sekalian, kalau siang, jadi tukang  parkir. Ia dapat gaji sebagai satpam juga dapat penghasilan sebagai tukang parkir. Ia punya uang untuk bayar kamar hotel sekitar Rp 400.000/malam.

Sebagai penjaga, Alung membawa kunci salah satu ruko di situ. Pintu ruko pun dibuka. Wulan digotong naik ke lantai dua: dibaringkan di atas meja. Ditinggalkan begitu saja.
Siangnya Alung memberi tahu orang tuanya sendiri bahwa Wulan meninggal dunia. Kecelakaan. Mayatnya ia taruh di ruko. Sang ayah lantas minta agar Alung memberitahukannya

Baca Juga:Saat Camat Sukatani Terjun Langsung Salurkan BLT untuk Warga Srengseng, Negara Hadir untuk Rakyatnya yang SusahIroni Daerah Paling Kaya di Jawa Barat, Masih Banyak Toilet ‘Helikopter’ di Kabupaten Bekasi, Seperti Ini Penampakannya…

ke orang tua Wulan. Diantarlah Alung ke rumah Wulan. Alung tahu rumah itu. Sudah 11 bulan sering ke situ. Bahkan hubungannya dengan Wulan sudah direstui. Alung sudah dianggap anak sendiri. Waktu Alung ditahan, ayah Wulan sering menjenguk ke tahanan. Sambil membawakan makanan dan rokok.
Bahkan, sebagai penguasa ruko, Alung sering minta agar ayah Wulan menggantikan dirinya: menjadi tukang parkir di halaman ruko itu.

Setiba di rumah Wulan, Alun menangis. Ia mengatakan Wulan sudah meninggal: karena kecelakaan lalu-lintas. Mayatnya di ruko. Mereka pun ke ruko yang sudah mereka kenal.
Melihat kondisi Wulan sang ayah berkesimpulan: bukan karena kecelakaan. Ia pun lapor polisi. Alung ditahan.
Selesai.

Di antara begitu banyak media yang menulis soal ini, saya memilih tulisan Fathurrahman yang paling baik. Ia wartawan Radar Bogor. Tadi malam saya minta tolong Fathur untuk ke rumah orang tua Wulan. Saya ingin wartawan masih mau meliput sampai ke rumah korban. Belum ada wartawan yang meliput sampai ke ruko atau cottage Nirmala.

0 Komentar