‘Wulan Malam’, Alung Membunuh Wulan Justru karena Asmara 

Alung Membunuh Wulan
Alung Membunuh Wulan
0 Komentar

Ketika Fathur tiba di rumah Wulan hujan lagi turun. Bogor selalu hujan di musim seperti ini. Fathur belum bisa langsung wawancara. Masih ada tahlilan. Fathur masih bujang. Baru 1,5 tahun jadi wartawan. Ia alumni komunikasi dan penyiaran Islam di Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

Selesai tahlilan Fathur ngobrol dengan ayah-ibu Wulan. Mereka bercerita Wulan itu anak manja. Sehari sebelum tewas makan saja minta disuapi ibunya. Dia juga tidak mau makan kalau tidak disediakan di meja.

Rumah itu dalam gang yang sangat sempit, kelok-kelok dan naik turun. Rumah orang tua Wulan hanya selebar 3,5 meter. Sang ayah memang kerja serabutan, termasuk sering jadi tukang parkir.

Baca Juga:Saat Camat Sukatani Terjun Langsung Salurkan BLT untuk Warga Srengseng, Negara Hadir untuk Rakyatnya yang SusahIroni Daerah Paling Kaya di Jawa Barat, Masih Banyak Toilet ‘Helikopter’ di Kabupaten Bekasi, Seperti Ini Penampakannya…

Wulan, tamatan SMA di swasta di Bogor, awalnya kerja di toko baju. Lalu di resto mi udon. Pindah lagi ke Transmart. Tidak lama. Transmart tutup. Ia nganggur. Alunglah yang mencarikan kerja berikutnya: di karaoke dekat ruko yang ia jaga.

Sekalian Alung bisa mengawasi Wulan dari dekat. Wulan tidak boleh punya teman laki-laki. Di HP pun tidak boleh punya nomor laki-laki kecuali ayahnyi dan Alung. Ia sering periksa HP Wulan. (dahlan iskan)

0 Komentar