Saat ini, perayaan Natal sering kali diasosiasikan dengan kegiatan seperti pertukaran kado, dekorasi pohon Natal, dan kehadiran misa di Gereja. Tetapi, bagaimana sebenarnya perjalanan sejarah Natal dari awal hingga munculnya tokoh Sinterklas yang erat kaitannya dengan perayaan ini?
Perayaan Natal, yang diperingati setiap 25 Desember, telah menjadi hari libur keagamaan yang dihormati dan juga fenomena budaya yang tersebar di seluruh dunia. Dalam konteks sejarah Natal, umat Kristiani merayakan Hari Natal sebagai tanda kelahiran Yesus dari Nazareth, yang dianggap sebagai pemimpin spiritual yang memberikan dasar bagi agama Kristen-Katolik.
Malam Kelahiran Yesus
Pada zaman awal Kekristenan, Paskah menjadi perayaan utama, sementara kelahiran Yesus tidak menjadi fokus perayaan.
Baca Juga:Sejarah Perayaan Natal bagi umat Kristen-KatolikTetap Cantik dan Anti Ribet, 9 Rekomendasi Hiasan Pohon Natal di Rumah
Pada abad keempat, para pemimpin gereja memutuskan untuk menetapkan kelahiran Yesus sebagai hari libur. Meskipun Alkitab tidak memberikan informasi tentang tanggal kelahirannya, beberapa bukti mengindikasikan bahwa kelahirannya mungkin terjadi pada musim semi.
Paus Julius I kemudian menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari perayaan kelahiran Yesus. Perayaan Natal ini kemudian menyebar ke Mesir pada tahun 432 dan mencapai Inggris pada akhir abad keenam.
Dengan memilih tanggal yang sama dengan festival titik balik Matahari di musim dingin, para pemimpin gereja memperkuat tradisi bahwa Natal akan dirayakan setiap tahun pada tanggal 25 Desember.
Mengapa Harus 25 Desember
Penetapan tanggal 25 Desember setiap tahun sebagai Hari Natal, sebuah perayaan untuk memperingati kelahiran Yesus, memiliki akar sejarah yang melibatkan era Romawi. Walaupun para ahli sejarah tidak dapat pasti menentukan tanggal kelahiran Yesus, umat Kristiani merayakan peristiwa tersebut pada tanggal tersebut. Mengapa hal ini terjadi?
Salah satu teori, dikenal sebagai ‘Sejarah Agama,’ mengindikasikan bahwa perayaan Natal mungkin bersumber dari hari libur yang dipersembahkan oleh kaum pagan. Sebaliknya, teori lain yang dikenal sebagai ‘komputasi’ atau ‘kalkulasi’ menyatakan bahwa umat Kristiani awal menggunakan suatu metode perhitungan untuk memilih tanggal 25 Desember sebagai hari ulang tahun Yesus Kristus.