Kejahatan Moral Atas Konstitusi akan Jadi Jejak Hitam Sejarah Indonesia

Kejahatan Moral Atas Konstitusi
Kejahatan Moral Atas Konstitusi
0 Komentar

Oleh: Islah Bahrawi 

Cendikiawan Muslim

Bahwa kejahatan moral atas konstitusi di MK kemarin, akan selalu berusaha dinormalisasi oleh mereka yang inkonsisten. Setiap hari Immanuel Kant bangun jam 5 pagi, lalu menulis hingga 3 jam berikutnya. Selanjutnya dia mengajar selama 4 jam di satu-satunya universitas tempat dia menjadi dosen. Kant makan siang di restoran yang sama setiap hari.

Menjelang sore, dia berjalan santai di taman dengan rute yang sama, berangkat dan pulang melalui jalur yang juga sama dalam setiap harinya. Makan malam dengan teman yang sama hampir setiap malam, dilanjutkan tidur selalu tepat jam 10 malam.

Hidup Kant terlihat membosankan. Jadwalnya sangat mekanikal. Cara hidup yang monoton ini (setidaknya menurut kita yang biasa dengan pola serampangan) dilakukan oleh Kant setiap hari selama 40 tahun. Iya, 40 tahun di sepanjang hidupnya. Every! Single! Fuckin’! Day!

Namun bagi Kant: inilah konsistensi.

Baca Juga:Gibran Datangi Warga Karawang yang Sedang Malam Mingguan di Lapang Karangpawitan, Benda Ini yang Ia Bagi-bagikanWarga Karawang Harus Waspada, Sudah 87 Kasus Baru Covid di Jawa Barat, Bekasi Tertinggi

Meski demikian, kita tahu siapa Immanuel Kant. Pemikirannya bisa mengubah arah dunia melebihi Raja, presiden, atau pemimpin manapun di dunia. Dia yang pertama kali menegaskan bahwa hak individu setiap manusia harus dilindungi, termasuk juga perlindungan hak hidup bagi binatang.

Pernyataannya tentang cara melihat “Ruang dan Waktu” kelak mengilhami Einstein dalam merumuskan teori Relativitas. Kant juga menemukan solusi bagi perdebatan tentang Rasionalisme dan Empirisisme yang mengalami jalan buntu selama 2 abad, hanya melalui tulisan 200 halaman.

Kant juga banyak menulis tentang kedudukan moral dalam politik maupun dalam beragama. Termasuk fungsi moral dalam menegakkan konstitusi negara.

Konsistensi Kant betul-betul mendobrak segala ketidakpantasan. Hingga Raja Prussia berusaha mencekalnya, pendeta mengutuknya dan membuat iri akademisi lainnya. Tapi “Kant didn’t give a fuck, and did not care about all those motherfuckers!” Alasan Kant: semua kejahatan moral hanya bisa dilawan dengan konsistensi. Istiqomah.

Kata Kant, “sebuah kejahatan moral tidak akan lagi dianggap kejahatan ketika manusia-manusia inkonsisten terlibat di dalamnya”.

0 Komentar