” Pernyataannya tentang cara melihat “Ruang dan Waktu” kelak mengilhami Einstein dalam merumuskan teori Relativitas. Kant juga menemukan solusi bagi perdebatan tentang Rasionalisme dan Empirisisme yang mengalami jalan buntu selama 2 abad, hanya melalui tulisan 200 halaman,” ungkap Islah.
Dikatakan Islah, Kant juga banyak menulis tentang kedudukan moral dalam politik maupun dalam beragama. Termasuk fungsi moral dalam menegakkan konstitusi negara.
” Konsistensi Kant betul-betul mendobrak segala ketidakpantasan. Hingga Raja Prussia berusaha mencekalnya, pendeta mengutuknya dan membuat iri akademisi lainnya. Tapi “Kant didn’t give a fuck, and did not care about all those motherfuckers!” Alasan Kant: semua kejahatan moral hanya bisa dilawan dengan konsistensi. Istiqomah,” ungkapnya.
Baca Juga:Di Pesantren Al Baghdadi Gibran Janjikan Dana Abadi Pesantren, Katanya Agar Para Santri Ikut Menjadi Generasi EmasJenderal Dudung Hadir Saat Gibran di Ponpes Al Baghdadi Dengklok, Saat Ditanya Dukungan Ia Membantah
Masih mengutip Kant Islah mengatakan sebuah kejahatan moral tidak akan lagi dianggap kejahatan ketika manusia-manusia inkonsisten terlibat di dalamnya.
” Dari pernyatan Kant kita bisa mendapat rujukan atas apa yang terjadi di sini. Bahwa kejahatan moral atas konstitusi di MK kemarin, akan selalu berusaha dinormalisasi oleh mereka yang inkonsisten. Komplotan mencla-mencle. Korporasi plintat-plintut. Termasuk oleh mereka yang dulunya mencaci maki Prabowo, tapi hari ini,” pungkasnya. **