Video yang diunggah di media sosial menunjukkan orang-orang membakar pakaian yang dijual oleh jaringan fesyen tersebut setelah pertemuan yang dipandu oleh Joey Schwebel, ketua Trimera Brands, pemegang waralaba Israel untuk Zara.
Menurut kantor berita Palestina Safa, cabang Zara di wilayah pendudukan mengalami kerugian finansial yang signifikan setelah seruan warga Palestina untuk memboikotnya. Safa mengutip seorang auditor yang mengatakan bahwa “kerugian yang ditimbulkan oleh perusahaan diperkirakan mencapai puluhan juta shekel dalam waktu yang sangat singkat.”
Tagar dan kampanye media sosial bukan sekadar seruan untuk memboikot merek tersebut, namun juga merupakan cerminan ketidakpuasan yang lebih luas terhadap cara perusahaan multinasional memihak pada penindas.
Baca Juga:8 Anak di Jatiluhur Terimbas Sambaran Petir, Gangguan Kesehatan akibat Petir Bisa Muncul Beberapa Bulan KedepanGawat, Klaim Palsu BPJS Kesehatan Hampir Tembus Rp. 1 Triliun: Banyak Klaim Tindakan Medis yang Dipecah-pecah
Raksasa fesyen asal Spanyol, Zara, tengah menghadapi badai dengan kampanye fesyen terbarunya, “ZARA ATELIER. Collection 04_The Jacket”, yang telah dikecam secara luas karena penggambarannya yang tidak sensitif terhadap gambaran genosida yang saat ini terjadi di Gaza.
Kampanye tersebut, yang seharusnya menunjukkan keserbagunaan desain jaket, malah menjadi simbol ketidakpekaan perusahaan terhadap genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Visual promosinya memiliki kemiripan yang jelas dengan gambaran kematian dan duka yang sudah tidak asing lagi bagi siapa pun yang telah mengikuti gambar-gambar mengerikan yang muncul di Strip.
Yang juga dianggap sangat mengejutkan oleh banyak orang adalah gambaran jenazah yang dibungkus dengan kain putih, identik dengan kain kafan tradisional Muslim, selain desain interior yang dipenuhi puing-puing dan potongan karton, yang mengingatkan kita pada peta Palestina.
Kampanye ini jelas-jelas meremehkan kematian dan penderitaan warga Palestina yang telah menyebabkan semakin banyak suara yang menyerukan boikot terhadap Zara. Banyak yang percaya bahwa merek fesyen tersebut, dalam upaya pemasarannya yang unik, telah melewati batas dan bersikap tidak hormat dan tidak peka.
Itu sebabnya reaksi di media sosial sangat cepat dan parah.