Kekayaan alam berlimpah. Indonesia kaya akan emas, nikel, batubara, uranium, gas, dll sangat berlimpah. Sayangnya, bukan untuk kemakmuran rakyat. Tapi buat kesejahteraan pengusaha dan pejabat. Ini clear.
Disparitas antara yang kaya dengan yang miskin begitu lebar. 1% orang Indonesia menguasai kekayaan 50% di negeri ini. 10% menguasai 77%. Dan 90% rakyat berebut sisanya yang 23%.
Lalu, apakah semua ini akan selesai dengan baliho? Apakah semua ini bisa diperbaiki dengan mamasang baliho sebanyak-banyaknya. Tidak ! Baliho tidak punya arti apa-apa buat bangsa ini. Kecuali hanya mengotori jalanan. Baliho tak ubahnya seperti tipu-tipu rakyat seolah mereka yang diinginkan.
Baca Juga:Laki-laki Ini Namanya Sarmo, Pembunuh 2 Orang yang Jasadnya Dikubur di Bawah Dipan, 3 Bulan Ditiduri KuburannyaGempar Pernikahan Sesama Wanita di Sukaresmi, Datang dari Kalimantan Pengantin Laki-laki Ini Ternyata Seorang Wanita
Kita butuh pemimpin yang tahu semua persoalan bangsa, lalu punya gagasan bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan itu.
Pilpres 2024, ada tiga paslon. Pertama, kita perlu tahu sejauhmana mereka memahami persoalan bangsa ini. Kedua, apa gagasan yang mereka tawarkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Harus diadu satu sama lain. Harus diuji oleh para expert di bidangnya.
Sejauhmana gagasan-gagasan itu bisa dipertahankan. Sejauhmana gahasan-gagasan itu logis untuk bisa direalisasikan. Butuh argumentasi by data.
Ketiga, lihat rekam jejak paslon yang menawarkan gagasan. Ini penting. Setiap gagasan harus di-cross check melalui rekam jejaknya. Pernah gak paslon itu melakukannya dan sukses. Adakah prestasi yang pernah ia peroleh terkait dengan gagasan itu.
Kalau tidak? Itu bualan belaka. Janji kosong. Tidak layak untuk dipercaya.
Pilpres 2014 dan 2019 kita sudah punya pengalaman menerima banxak suguhan bualan dari para capres. Cukup. Harus bilang: cukup Ini harus menjadikan pengalaman penting untuk memilih di pilpres 2024. Tidak boleh lagi ada bualan. Semua gagasan harus di-cross check dengan prestasi dan rekam jejak paslon. Tidak sekedar janji-janji.
Paslon yang hanya mengandalkan baliho, sunyi dari gagasan, ini telah menjadi fakta yang sangat memalukan dan menyedihkan. Membuat dada rakyat sesak. Tidak layak untuk menjadi pemimpin. Jauh dari standar. Begitu juga paslon yang suka membual. Menawarkan gagasan yang ia sendiri pernah gagal menjalankannya.
Baca Juga:Liburan Murah Tapi Eksotis, Jembatan Cinta Tarumajaya untuk Mengikat Tali CintaKeluarga Besar Kemenag Karawang Kumpulkan Rp 513 Juta untuk Palestina
Perlu rakyat yang cerdas dalam memilih. Jangan sampai baliho mengalahkan gagasan. Jangan juga jogetan mengalahkan kecerdasan. Ini akan sangat fatal akibatnya buat masa depan bangsa.