Sejarah Kensington Palace, Istana Penerus Takhta Kerajaan Inggris

Sejarah Kensington Palace (Foto/homesandgarden.com)
Sejarah Kensington Palace (Foto/homesandgarden.com)
0 Komentar

Istana Kensington di London telah menjadi rumah bagi para bangsawan muda Inggris selama lebih dari 300 tahun. Ratu Victoria menjadi salah satu bangsawan yang besar di istana ini. Istana ini menjadi tempat tinggal bagi penerus kerajaan Inggris. Lalu bagaimana sejarah Kensington Palace? Yuk simak!

Termasuk di antaranya Ratu Anne dan suaminya Pangeran George dari Denmark, serta penerusnya di takhta Inggris, George I. Ketika naik takhta, ia membangun kamar-kamar kenegaraan baru dan menantunya, Ratu Caroline, istri George II, menata taman-taman yang megah.

Pada masa George III, Istana Kensington tidak lagi menjadi kediaman raja, dan sebagai gantinya menjadi tempat tinggal sejumlah bangsawan yang lebih kecil. Di sinilah Duke dan Duchess of Kent (putra dan menantu George III) tinggal. Kemudian pada tahun 1819 putri mereka, Victoria, lahir di sana.

Baca Juga:3 Fakta Menarik Istana Versailles, Istana Megah di PerancisTahukah Kamu, Dahulu Istana Versailles Tidak Punya Toilet hingga Sebabkan Bau?

Victoria menghabiskan masa kecilnya yang agak menyedihkan di Kensington di bawah seperangkat aturan dan protokol yang rumit yang dikenal sebagai ‘Sistem Kensington’. Sistemi ini merupakan rancangan ibunya dan Sir John Conroy untuk mengisolasi gadis muda itu dan memastikan ketergantungannya pada mereka.

Di Istana Kensington inilah ia mendapat informasi mengenai kematian pamannya, William IV, dan kemudian ia menjadi Ratu Inggris pada usia 18 tahun. Setelah itu, ia dapat melepaskan diri dari Kensington dan menjadi ratu pertama yang menduduki Istana Buckingham.

Pada tahun-tahun berikutnya, Istana Kensington menjadi tempat tinggal bagi para bangsawan kecil selama mereka tinggal di London. Pangeran Albert (kemudian Edward VII) terkenal menjulukinya sebagai ‘the aunt heap’ atau ‘tempat tinggal bibi’. Tidak hanya itu, tempat ini juga memp[unyai sebutan yang lebih kejam, dengan sebutan ‘Dowagers’ Dumping Ground’ atau ‘Tempat Pembuangan Janda’.

0 Komentar