Gaya hidup slow living kini popular di masyarakat. Salah satu tokoh yang menerapkan gaya hidup ini adalagh Lulu Tobing. Bagaimana cara menerapkan gaya hidup slow living seperti Lulu Tobing?
Konsep slow living mewakili ide untuk melambatkan ritme hidup, memberikan kesadaran akan keindahan kehidupan. Dengan memahami konsep ini, kamu dapat lebih menghargai momen-momen sederhana yang sering terlewatkan.
Penerapan slow living menjadi suatu cara untuk mengembalikan nilai-nilai yang mendasari kehidupan.
Baca Juga:Apa Itu Slow Living dan Bagaimana Cara Menerapkannya? Simak Penjelasannya!Perhatikan Ini! Kesalahpahaman dalam Penerapan Slow Living yang Harus Kamu Hindari
Meskipun teknologi dan kemajuan industri 4.0 telah mempermudah banyak aspek kehidupan sehari-hari, dampaknya terkadang membuat kehidupan menjadi terlalu cepat.
Kesibukan yang terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan dan bahkan masalah kesehatan mental di masyarakat.
Dalam konsep ini, fokusnya bukan hanya pada upaya mencapai tujuan dengan cepat, melainkan pada kehadiran di saat ini, pengembangan diri, dan kualitas hubungan yang terjalin dengan orang-orang di sekitar.
Slow living mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam menyelesaikan tugas, melainkan untuk merenungi dan menghargai setiap momen. Ini bukan hanya tentang seberapa cepat kita menyelesaikan pekerjaan, melainkan tentang usaha keseluruhan untuk merumuskan tujuan hidup tanpa tergesa-gesa.
Manfaat Slow Living
Lebih memaknai hidup
Gaya hidup ini tidak berarti mengindahkan tanggung jawab atau malas bekerja, melainkan fokus pada memberikan nilai-nilai penting dalam kehidupan. Hal ini dapat membantu dalam menemukan nilai-nilai dasar yang meningkatkan kualitas hidup dan memberikan makna yang lebih dalam. Serta meningkatkan kemampuan untuk memilih prioritas, menentukan urutan kegiatan, dan memberikan makna pada setiap aktivitas.
Memperbaiki hubungan dnegan keluarga
Kesibukan sehari-hari sering kali menghambat komunikasi yang mendalam antara anggota keluarga. Gaya hidup slow living memberikan ruang untuk berkomunikasi lebih dari sekadar pertanyaan rutin, melibatkan obrolan, mendengarkan, dan hadir secara penuh saat diperlukan. Sehingga dapat memberikan waktu yang cukup untuk membangun dan menguatkan hubungan yang lebih mendalam dengan kerabat dan keluarga.