Sebagai orangtua, penting untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan si Kecil. Salah satunya Ibu dan Ayah perlu memperhatikan perkembangan pendengaran si Kecil. Karenanya orangtua harus mengetahui cara mendeteksi gangguan pendengaran pada anak.
Biasanya bayi yang baru lahir akan melakukan tes pendengaran guna mengetahui apakah indera pendengaran mereka dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, jika bayi mempunyai ganguan pendengaran dapat terdeteksi sebelum si Kecil berusia 3 bulan.
Terdapat beberapa cara mendeteksi gangguan pendengaran pada anak. Simak untuk lebih lengkapnya!
Baca Juga:Moms Lakukan Ini! Tes Pendengaran Anak untuk Mendeteksi Gangguan Pendengaran Sejak DiniMulai dari Sekarang, Menerapkan Slow Living Saat Liburan
Berbagai tes ini dirancang untuk menjadi sesuai dengan segala tahap perkembangan anak, dan beberapa di antaranya cocok untuk semua usia, sementara yang lain ditujukan khusus untuk tahap perkembangan tertentu.
Melansir Orami, menurut informasi dari Boston Children’s Hospital, berikut adalah beberapa jenis tes fungsi pendengaran yang umum dilakukan pada bayi dan anak:
Tes pendengaran pada bayi baru lahir
- Auditory Brainstem Response (ABR) : Tes ini melibatkan penggunaan elektroda yang ditempatkan pada kulit kepala bayi dengan perekat. ABR mengukur aktivitas otak sebagai respons terhadap suara.
- Evoked Otoacoustic Emissions (EOAE): Tes ini menggunakan colokan kecil dan fleksibel yang dimasukkan ke telinga bayi, dan dapat dilakukan saat bayi sedang tidur. Namun, sebagian besar audiolog lebih memilih ABR karena lebih mungkin untuk mendeteksi jenis gangguan pendengaran tertentu yang bisa kita sebut auditory dys-synchrony dibandingkan dengan tes EOAE.
Memahami jenis-jenis tes ini membantu Ibu dalam menilai kesehatan pendengaran Si Kecil, terutama pada fase awal kehidupannya.