Gaya Hidup Slow living, sebuah istilah yang saat ini sedang populer di media sosial, digambarkan sebagai gaya hidup yang menenangkan dan dianggap cocok untuk semua lapisan masyarakat, terutama bagi pekerja yang sering merasa sibuk.
Meskipun ada yang mendukungnya, namun sedikit pula yang skeptis terhadap gaya hidup ini karena menganggap dapat mengurangi ambisi seseorang.
Konsep slow living mewakili ide untuk melambatkan ritme hidup, memberikan kesadaran akan keindahan kehidupan. Dengan memahami konsep ini, kamu dapat lebih menghargai momen-momen sederhana yang sering terlewatkan. Penerapan slow living menjadi suatu cara untuk mengembalikan nilai-nilai yang mendasari kehidupan.
Yuk lebih lanjut mengenal gaya hidup slow living berikut ini!
Baca Juga:Sejarah Istana Buckingham, Tempat Tinggal Ratu dan Raja Kerajaan InggrisMoms Wajib Tahu! Kenali Tanda Bayi Alergi Makanan MPASI
Gaya hidup Slow living merupakan konsep gaya hidup yang mengajak untuk keluar dari rutinitas kesibukan tanpa pemikiran yang mendalam. Menghentikan mode “autopilot” artinya menghindari kebiasaan rutin yang tidak lagi memerlukan pertimbangan.
Slow living mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam menyelesaikan tugas, melainkan untuk merenungi dan menghargai setiap momen. Ini bukan hanya tentang seberapa cepat kita menyelesaikan pekerjaan, melainkan tentang usaha keseluruhan untuk merumuskan tujuan hidup tanpa tergesa-gesa.
Dalam konteks ini, seringkali kita terjebak dalam kebiasaan mengejar daftar tugas harian untuk membuktikan produktivitas. Namun, slow living mengingatkan bahwa sibuk belum tentu berarti produktif, dan mencapai impian berdasarkan standar orang lain belum tentu membawa kebahagiaan. Konsep ini menawarkan perspektif baru, di mana kebermaknaan hidup lebih ditekankan daripada sekadar kecepatan atau ekspektasi sosial.