Bayi gumoh atau muntah setelah menyusu sudah umum terjadi. Meski demikian, Moms bisa mencegah bayi gumoh setelah menyusu lho.
Moms, seringkali bayi mengalami muntah setelah menyusu ASI, dan beberapa bahkan mengalaminya hampir setiap kali selesai minum.
Gumoh pada bayi terjadi ketika ASI atau susu yang telah diminumnya kembali naik ke kerongkongan. Hal Ini bisa disebabkan oleh otot di saluran pencernaan bayi, khususnya di bagian kerongkongan dan lambung, yang masih lemah. Kondisi ini dikenal sebagai refluks.
Lalu, bagaimana tips mencegah bayi gumoh setelah menyusu?
Baca Juga:Ibu Hamil Siap-siap! Kebutuhan ASI untuk Bayi di 5 Hari Pertama Ternyata SeginiTidak Hanya Memenuhi Nutrisi, Ini Manfaat ASI untuk Ibu dan Bayi
Biasanya, kecenderungan gumoh setelah minum ASI akan berlangsung hingga bayi mencapai usia 4–5 bulan, setelah itu, kondisi ini akan berhenti dengan sendirinya.
Moms, perlu diingat bahwa penyebab lain dari muntah setelah minum ASI bisa disebabkan oleh kondisi seperti gastroenteritis, yang umumnya disertai dengan diare. Selain itu, berbagai faktor lain seperti alergi, pilek, infeksi telinga, infeksi saluran kemih, hingga penyempitan lambung (stenosis pilorus) juga dapat menjadi penyebab muntah pada bayi setelah menyusu.
Meskipun muntah setelah minum ASI pada bayi umumnya merupakan gumoh yang normal, penting bagi orang tua untuk tetap waspada jika bayi mengalami muntah bersamaan dengan gejala-gejala berikut:
- Kenaikan suhu tubuh (demam)
- Menunjukkan ketidakminatan atau penolakan terhadap menyusu
- Munculnya ruam pada kulit
- Kesulitan tidur dan kegelisahan
- Tampaknya ubun-ubun menonjol
- Perut tampak bengkak
- Kesulitan bernapas
- Muntah yang mengandung darah atau cairan berwarna hijau
- Muntah yang terjadi secara terus-menerus lebih dari satu atau dua hari
- Tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering, menangis tanpa air mata, ubun-ubun cekung, dan jarang buang air kecil
Orang tua sebaiknya selalu mengamati dan merespons dengan cepat jika bayi menunjukkan kombinasi gejala ini, karena hal tersebut dapat menandakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.