Kenali Penyebab Bayi ‘Gumoh’ atau Muntah Setelah Minum ASI

Penyebab Bayi Gumoh (Foto/halodoc.com)
Penyebab Bayi Gumoh (Foto/halodoc.com)
0 Komentar

Seringkali bayi mengalami muntah setelah menyusu ASI, dan beberapa bahkan mengalaminya hampir setiap kali selesai menyusu. Hal ini seringkali kita sebut dengan ‘”gumoh”. Terdapat beberapa penyebab bayi gumoh yang harus Moms tahu.

Meskipun umumnya kondisi ini normal, Moms perlu tahu bahwa dalam beberapa kasus, gumoh ini bisa menjadi tanda gangguan yang perlu diwaspadai.

Gumoh dianggap normal jika tidak menimbulkan keresahan atau kesulitan bernapas pada bayi. Meskipun biasanya dapat dihindari, kondisi ini umumnya tidak memerlukan penanganan khusus dan dianggap sebagai bagian normal dari pertumbuhan.

Lalu, apa saja penyebab bayi gumoh setelah minum ASI?

Baca Juga:Inspirasi Nama Bayi Islami Perempuan Berawalan A Beserta ArtinyaInspirasi Nama Bayi Perempuan Berunsur Jepang dengan Berbagai Arti

Refluks pada bayi umumnya terjadi karena lambung mereka masih kecil sehingga mudah terisi penuh. Selain itu, katup pada kerongkongan belum sepenuhnya matang, sehingga belum berfungsi secara optimal untuk menahan isi lambung.

Biasanya, kecenderungan gumoh setelah minum ASI akan berlangsung hingga bayi mencapai usia 4–5 bulan, setelah itu, kondisi ini akan berhenti dengan sendirinya.

Bayi kekenyangan setelah menyusu

Melansir Orami, menurut dokter spesialis anak, Jarret Patton, dikemukakan bahwa muntah ASI pada bayi umumnya terjadi dalam dua minggu pertama kehidupan bayi.

Muntah ini biasanya disebabkan oleh produksi ASI yang berlebihan oleh sebagian ibu baru, melebihi kebutuhan bayi, sehingga menyebabkan overfeeding dan berujung pada muntah.

Sebagai solusi, disarankan agar bayi hanya diberi jumlah ASI yang sedikit, dengan meningkatkan frekuensi menyusu dibandingkan sebelumnya.

Dr. Patton menjelaskan bahwa muntah umumnya akan berkurang ketika payudara sudah menyesuaikan produksi ASI sesuai kebutuhan makan bayi. Jika muntah tetap terjadi meskipun bayi hanya minum sedikit ASI, hal ini dapat menjadi tanda masalah medis yang memerlukan konsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

0 Komentar