Melihat si kecil yang masih bayi mengalami muntah setiap kali selesai menyusu ASI pasti membuat Moms merasa khawatir, bukan? Moms tentu mengkhawatirkan bahwa muntahannya bisa mengakibatkan si kecil kekurangan nutrisi, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Moms tak perlu khawatir, karena terdapat cara tepat menangani bayi gumoh setelah menyusu atau meminum ASI.
Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, penting bagi Moms untuk memahami penyebab muntah ASI pada bayi dan bagaimana menangani bayi gumoh setelah minum ASI.
Sebelum mengetahui cara menanganinya, Moms perlu tahu yang menjadi penyebab bayi gumoh terlebih dahulu.
Baca Juga:Kenali Penyebab Bayi ‘Gumoh’ atau Muntah Setelah Minum ASIInspirasi Nama Bayi Islami Perempuan Berawalan A Beserta Artinya
Refluks pada bayi umumnya terjadi karena lambung mereka masih kecil sehingga mudah terisi penuh. Selain itu, katup pada kerongkongan belum sepenuhnya matang, sehingga belum berfungsi secara optimal untuk menahan isi lambung.
Biasanya, kecenderungan gumoh setelah minum ASI akan berlangsung hingga bayi mencapai usia 4–5 bulan, setelah itu, kondisi ini akan berhenti dengan sendirinya.
Perlu Moms ingat bahwa penyebab lain dari muntah setelah minum ASI bisa karena kondisi seperti gastroenteritis, yang umumnya diare akan menyertainya. Selain itu, berbagai faktor lain seperti alergi, pilek, infeksi telinga, infeksi saluran kemih, hingga penyempitan lambung (stenosis pilorus) juga dapat menjadi penyebab muntah pada bayi setelah menyusu.
Meskipun muntah setelah minum ASI pada bayi umumnya merupakan gumoh yang normal, penting bagi orang tua untuk tetap waspada jika bayi mengalami muntah bersamaan dengan gejala-gejala berikut:
- Kenaikan suhu tubuh (demam)
- Menunjukkan ketidakminatan atau penolakan terhadap menyusu
- Munculnya ruam pada kulit
- Kesulitan tidur dan kegelisahan
- Tampaknya ubun-ubun menonjol
- Perut tampak bengkak
- Kesulitan bernapas
- Muntah yang mengandung darah atau cairan berwarna hijau
- Muntah yang terjadi secara terus-menerus lebih dari satu atau dua hari
- Tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering, menangis tanpa air mata, ubun-ubun cekung, dan jarang buang air kecil