“Rekam jejak Partai Demokrat yang konsisten sebagai oposisi dan dua periode berada di luar pemerintahan adalah fakta yang menegaskan itu. Jadi bukan sekadar tagline,” ujarnya.
Ia kemudian menyinggung balik ‘tetangga sebelah’ yang mengaku poros perubahan namun masih ada di dalam pemerintahan. Menurutnya, hal itu lucu.
“Seratus delapan puluh derajat berkebalikan dengan ‘tetangga sebelah’ yang mengaku-ngaku sebagai poros perubahan, padahal faktanya pengusung utama selama dua periode dan hingga kini berada dalam pemerintahan. Publik kemudian menilai ini menjadi tontonan yang lucu ketika berkoar-koar perubahan tetapi tak didukung fakta. Yang terlihat hanyalah kepalsuan,” ucapnya.
Baca Juga:DPRD Tetapkan Perda Pengawasan Jasa Konstruksi dan Perda Pergudangan, Bupati Aep: Bisa Tingkatkan Ekonomi KarawangAwas, Pejabat Piknik, Rotasi-Promosi Pemkab Karawang Bakal Dicancel Bupati Aep
Lebih lanjut Kamhar menilai narasi perubahan yang selama ini digaungkan kubu paslon nomor urut 1 hanya ‘pemanis bibir’ saja. Dia menyebut wacana yang digaungkan itu bertolak belakang dengan rekam jejak.
“Narasi perubahan yang dipresentasikan sekedar lip service tanpa isi, sehingga perubahan yang disampaikannya oleh publik dipahami hanya sekadar menggambarkan sikapnya yang berubah-ubah, tak lebih dari itu. Ini menjadi konsekuensi logis ketika wacana bertolak belakang dengan rekam jejak,” imbuhnya.
Sebelumnya diketahui Cak Imin mengajak semua pihak untuk terlibat dalam gerakan perubahan. Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 ini lalu menyindir ada ‘tetangga sebelah’ yang menyesal.
Hal itu disampaikan Cak Imin dalam deklarasi dukungan keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam di Jakarta (27/12). Cak Imin mengatakan tahun 2024 merupakan momentum wajib untuk menghadirkan totalitas perbaikan dan perubahan.
“Selama ini aktivis HMI, aktivis PMII seperti saya, mengikuti arus jalannya perkembangan dengan kategori semaksimal mungkin bisa mewarnai. Tapi ke depan 2024 bukan hanya semaksimal mungkin, kita wajib menghadirkan totalitas perbaikan dan perubahan secara nyata,” katanya.
“Inilah saatnya, inilah kesempatannya, inilah waktunya. Jangan menyesal seperti tetangga sebelah. Diberi kesempatan, diberi peluang, tidak digunakan,” kata Cak Imin tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai istilah tetangga sebelah tersebut.