Agus mengungkapkan serapan program bantuan pembelian motor listrik masih rendah. Dari 200.000 unit yang ditargetkan, subsidi motor listrik baru tersalurkan sebanyak 11.532 unit di tahun 2023. Ia bahkan menyebut program tersebut menjadi beban dalam penyerapan anggaran Kemenperin.
“Karena penyerapannya tidak sesuai, bahkan jauh dari apa yang sudah disiapkan yaitu 200 ribu unit motor listrik, itu menjadi beban kita dalam konteks kita tidak berhasil men-deliver atau memberikan penyerapan anggaran yang tinggi,” kata Agus dikutip Antara.
Agus optimistis target program subsidi kendaraan listrik tersebut akan terpenuhi pada tahun ini. “Karena kita mulai Januari, saya kira bisa (capai target kuota),” katanya.
Baca Juga:Bawaslu Karawang Tetapkan 13.598 APK Melanggar Aturan, Layangkan Surat Rekomendasi Kedua pada KPU agar BertindakNapsu yang Muncul Tiba-tiba Membuat Predator Ini Membunuh dan Memperkosa Korbannya dengan Sadis
Menperin menyebut, tahun 2023 serapan program subsidi motor listrik mencapai 11.532 unit atau sekitar Rp 78 miliar. Padahal, kuota yang disiapkan mencapai 200 unit dengan anggaran Rp 1,4 triliun.
Agus mengatakan, salah satu penyebab rendahnya serapan program bantuan motor listrik yakni kemampuan baterai kendaraan. Begitu juga lama waktu pengecasan.
“Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus bisa mudah di-charge. Charge-nya juga kalau untuk mobil harus cepat, kalau charge 3-4 jam itu dianggap lama maka sekarang teknologi akan bisa membuat chargemobil lebih cepat. Jadi baterai itu menjadi kunci terhadap keberhasilan program mobil dan motor listrik,” ungkapnya. **