KBEONLINE.ID- Warga Kecamatan Setu keluhkan aktivitas Pembangunan Tol Japek 2 menimbulkan kebisingan dan perusakan jalan warga sekitar di Desa Burangkeng dan Ciledug.
Perlu diketahui, masifnya pembangunan tol Jakarta-Cikampek (Japek) 2 di Kecamatan Setu dinilai warga tanpa memerhatikan keseimbangan lingkungan serta kepentingan warga sekitarnya. Banyak warga yang kenyamanan hidupnya terenggut akibat aktifitas pembangunan.
Warga Setu, Yanti mengatakan Lalu lalang kendaraan truk berat pengangkut tanah berlogo Victory Utama Karya silih berganti di jalan utama di Kecamatan Setu. Ceceran tanah merah membuat jalan khususnya di Desa Burangkeng dan Desa Ciledug diselimuti tanah merah.
Baca Juga:Polisi Buru Komplotan Begal Sadis yang Menewaskan Karyawan Toyota di BalongsariMusim Hujan dan Banjir Datang, Jalan Amblas Bojongmangu Diperbaiki Swasta
“Jika hujan tanah merah itu mengakibatkan jalan itu licin, banyak pengendara roda dua jatuh tergelincir saat melintasi jalan itu,” katanya
Menurut dia, jika hak hidup aman dan nyamannya terenggut imbas bisingnya pekerjaan tol itu. Posisi rumahnya hanya dibatasi tembok pembatas dengan lokasi gudang. Sehingga suara bising setiap malam ia dengarkan.
“Sekarang bukan berkurang malah 24jam nonstop posisi kerja pas di utara pager arcon berdekatan rumah saya pas kamar tidur pisan, mana kondisi istri saya kurang vit,”keluh Yanti.
Informasi yang dihimpun, memang ada kompensasi yang diberikan oleh pihak Subcount PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA). Nilai kompensasi itu hanya sekitar 100-200 ribu per kartu keluarga.
“Kompensasi itu tidak sebanding dengan jalan yang penuh tanah merah dan bising aktivitas tol. Kami ingin pengerjaan itu dapat memperhatikan kenyamanan, minimal jalan dan rumah warga jangan sampai terselimuti tanah merah,”tuturnya. Mereka tak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi seperti itu, terlebih itu merupakan proyek strategis nasional (PSN). (dim)