Berbagai jenis hidangan yang dihidangkan selama perayaan Imlek menunjukkan keragaman. Pada saat menyambut tahun baru ini, makanan khas Tionghoa berlimpah, bahkan hidangan langka sering kali hadir dalam perayaan Imlek. Salah satu contohnya adalah sup sirip hiu, yang menciptakan kontroversi.
Sirip Hiu Telah Diperkenalkan Sejak Kaisar Dinasti Sung
Hampir semua hidangan khas Imlek memiliki makna dan filosofi yang mengandung kebaikan. TermasuMk sup sirip hiu, hidangan ini memiliki sejarah panjang. Menurut SharkTruth pada Kamis (26/1/2017), sup sirip hiu pertama kali diperkenalkan pada masa pemerintahan Kaisar Dinasti Sung. Kaisar yang sangat murah hati sering membagikan kekayaannya pada tamu undangan saat merayakan pesta. Sup sirip hiu menjadi salah satu hidangan mewah yang disajikan sebagai tanda penghormatan.
Sup sirip hiu, yang hangat dan lezat, kemudian menjadi populer dan menjadi salah satu simbol dari empat elemen penting, yang disebut sebagai Big 4 dalam tradisi dan budaya Tionghoa. Keempat bahan makanan ini, termasuk sirip ikan hiu, melambangkan kemakmuran dan kesehatan.
Baca Juga:Yu Sheng, Makanan Khas Perayaan Imlek yang Penuh Rahmat dan BerkahSimbol Kesejahteraan, Angsio Haisom Makanan Khas Imlek Berbahan Teripang Laut
Sup sirip hiu juga menjadi hidangan istimewa dalam pertemuan keluarga besar, menunjukkan tanda kemakmuran bagi orang tua yang sudah memiliki anak dan cucu. Namun, tradisi ini sekarang menghadapi ancaman punah karena banyak organisasi pecinta hiu menganggapnya merugikan populasi hiu di laut. Meskipun masih ada yang menyajikan sup sirip hiu, jumlahnya tidak sebanyak dulu, dan penggunaan sirip hiu dianggap ilegal karena hiu termasuk dalam kelompok hewan yang dilindungi.