Untuk menjaga kebugaran tubuh, penting untuk melibatkan diri dalam kegiatan olahraga yang dapat meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh.
- Riwayat Masalah Mental
Beberapa masalah mental seperti gangguan kecemasan, riwayat stres sebelumnya, atau gangguan bipolar juga dapat menjadi pemicu baby blues syndrome.
Selain perubahan suasana hati, beberapa gejala baby blues syndrome dapat mencakup:
Baca Juga:Bisa Berbahaya untuk Bayi, Ini Cara Mengatasi Baby Blues pada Newborn MomApakah Baby Blues Syndrome Berbahaya? Simak Yuk Moms!
- Kelelahan yang membuat ibu sulit merawat diri sendiri.
- Sensitif, mudah marah, dan merasa cemas.
- Perasaan kesedihan, kemurungan, dan kecemasan.
- Menangis tanpa sebab yang jelas.
- Kehilangan selera makan.
- Kesulitan tidur.
- Rasa kewalahan dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari sebagai ibu baru.
- Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.
Umumnya, gejala ini mulai membaik seiring berjalannya waktu, khususnya pada hari ke-10. Namun, jika gejala tidak kunjung membaik atau bahkan semakin parah, sebaiknya mencari bantuan lebih lanjut karena mungkin terjadi depresi pascamelahirkan.
Pada awalnya, depresi pascamelahirkan dapat mirip dengan baby blues karena memiliki banyak gejala yang serupa, termasuk perubahan suasana hati, tangisan, kesedihan, insomnia, dan mudah marah. Perbedaannya terletak pada intensitas gejala; depresi pascamelahirkan cenderung lebih parah dengan gejala seperti perasaan putus asa, merasa tidak berharga, kurang ikatan dengan bayi, hingga muncul pemikiran untuk bunuh diri atau ketidakmampuan untuk merawat bayi yang baru lahir.
Pastikan Ayah terus mendampingi dan memberikan dukungan secara mental dan materil agar Ibu dapat terhindar dari baby blues. Jika Ibu mempunyai ciri-ciri seperti di atas, sebaiknya berikan waktu istirahat yang cukup. Namun, apabila kondisinya bertambah parah, Ayah bisa membawa Ibu untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat ditangani dengan tepat.***