Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko stunting, dan salah satu faktor utamanya adalah kekurangan asupan gizi dalam jangka panjang. Terdapat persepsi umum bahwa faktor genetik berperan besar dalam pertumbuhan anak yang pendek, tetapi kenyataannya, kontribusi genetika hanya bersifat sebagian kecil dalam kondisi kesehatan anak. Karenanya Moms perlu tahu penyebab dan pengobatan stunting untuk anak agar dapat tersdeteksi lebih dini.
Penting untuk dicatat bahwa anak yang memiliki postur tubuh pendek tidak selalu mengalami stunting. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami ciri-ciri anak yang mengalami stunting dan yang tidak.
Kekurangan Asupan Gizi pada Ibu Hamil
Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), sekitar 20 persen kasus stunting telah terjadi selama bayi masih dalam kandungan. Kekurangan asupan gizi selama kehamilan menjadi pemicu utama, yang dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil dan berpotensi menghambat pertumbuhan janin.
Pola Makan yang Tidak Seimbang
Baca Juga:Jangan Sembarangan! Tips Memilih Susu untuk Cegah StuntingLakukan Ini Saat Hamil untuk Mencegah Stunting
Pola makan yang tidak seimbang, termasuk kurangnya konsumsi sayuran, buah-buahan, dan sumber protein, dapat menyebabkan kekurangan nutrisi esensial yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan optimal pada anak. Dalam sebuah jurnal ilmiah berjudul “Risk Factors of Stunting in Children Aged 1-5 Years at Wire Primary Health Care, Tuban Regency, East Java” yang dipublikasikan di Journal of Maternal and Child Health, disebutkan bahwa faktor-faktor genetik, seperti tinggi badan orang tua dan konsumsi ikan, juga dapat memengaruhi risiko terjadinya stunting.
Perawatan yang Kurang Memadai Setelah Melahirkan
Setelah proses melahirkan, bukan hanya bayi yang membutuhkan perawatan, tetapi ibu juga perlu mendapatkan perawatan yang memadai. Tujuannya adalah agar ibu mampu memberikan ASI dengan kualitas yang memadai untuk Si Kecil. ASI memainkan peran krusial dalam 1.000 hari pertama kehidupan bayi karena dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Jika perawatan pasca melahirkan tidak memadai, ibu berisiko mengalami kelelahan kronis, menghadapi baby blues syndrome, bahkan depresi pasca melahirkan.