KARAWANG – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Prof. Dr. H. Moh Mahfud Md, SH. SU. M.I.P., bersama para Kyai Se-Jawa Barat dari Al Hijaz milik Kyai Haji Abuya Fatahilah, menggelar diskusi halaqoh dengan tema seputar kebangsaan di Desa Cimahi, Klari, Kabupaten Karawang, Sabtu (27/1/2024).
Diskusi dimulai dengan Mahfud MD menguraikan makna halaqoh sebagai wadah terbuka bagi siapapun yang ingin berdiskusi atau bertanya. Mahfud MD, selaku Menkopolhukam, memfokuskan halaqoh ini pada aspek negara dan pemimpin, serta politik dan keamanan.
“Kita harus dapat beribadah dengan lebih mudah. Kini, kita punya masjid bagus, pesantren bagus, bahkan tingkat universitas juga bagus. Kita umat Islam dapat tumbuh dengan baik,” ujarnya.
Baca Juga:Nobar Timnas bareng Bupati, Babak 16 Besar Piala Asia di Graha PSSI Karawang Penuh Doorprize Ziarah ke Makam Bung Karno, Andre Lukman Caleg DPRD Karawang Dapil V Ingin Warisi Semangat Nasionalisme Sang Proklamator
Pemilihan pemimpin juga menjadi sorotan dalam diskusi tersebut. Mahfud MD menekankan bahwa pemimpin yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat Islam, seperti alim, adil, berani, hidup sederhana, dan sehat fisik dan jiwa. Pemilihan, menurutnya, harus dilakukan dengan hati nurani, tanpa tekanan dan transaksi yang merugikan.
“Saya tidak ingin mengkampanyekan diri sebagai calon wakil presiden. Tugas saya, setelah dipilih oleh Ibu Mega dan partai lain, adalah penegakan hukum, penanganan korupsi, dan perlindungan hak asasi manusia,” tegas Mahfud MD.
Dalam interaksi dengan hadirin, Mahfud MD menekankan pentingnya memilih pemimpin dengan benar, tanpa terpengaruh oleh tekanan dan transaksi. Ia mengingatkan tentang bahaya terhadap kebenaran dan keadilan jika dipertaruhkan demi uang dan kepentingan murahan.
Dalam konteks ini, Mahfud MD juga membicarakan tantangan demokrasi dan peran tokoh masyarakat. Ia menyampaikan keprihatinan terhadap tekanan dan transaksional yang terkadang muncul dalam pemilihan.