Selain keripik biji asem, Mak Eunceung juga membuat makanan atau kue lainnya seperti rengginang, kue lapis dan kue bugis. Namun, usaha tersebut belum dapat memproduksi secara besar atau jumlah banyak. Pasalnya, selain usia yang sudah lanjut, alat produksi yang digunakan masih tergolong manual. Produksi biasanya tergantung permintaan dari pelanggan serta kesediaan bahan baku dan modal.
“Terima kasih kepada mahasiswa Unsika yang telah memodifikasi kemasan dan menambahkan stiker identitas pada produk kripik biji asem. Ini tentunya sangat membantu dalam mengembangkan usaha,” kata Mak Eunceung. (red)