Muchlis menambahkan, sebanyak enam pos unit reaksi cepat didirikan untuk mengoordinasi lokasi rawan bencana. Pos itu disiagakan bersama petugas gabungan di antaranya TNI, Polri, PMI Destana hingga FPRB.
“Kami mendirikan 6 Pos Aju, jadi bentuknya seperti rayon, satu posko itu untuk mewakili beberapa kecamatan. Kemudian kami dirikan tenda-tenda, berikut peralatan. Jadi kami menyiapkan apabila terjadi banjir dan sebagainya, kami sudah lebih dekat, dibanding hanya stand by di Gedung BPBD. Petugas ini disiagakan selama tiga hari dari sebelum hingga setelah hari pencoblosan dan bisa diperpanjang karena setelah itu ada juga giat penghitungan suara,” ucapnya.