Minyak rem pada sepeda motor memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pengereman. Meski memiliki fungsi penting dalam rangkaian sepeda motor dan keselamatan pengguna, minyak rem jadi salah satu komponen sepeda motor yang sering terabaikan.
Pengendara sepeda motor sering kali lebih memperhatikan bagian kampas rem, cakram, atau bahkan bannya saja, padahal keberadaan minyak rem sangat penting untuk keselamatan dan kenyamanan berkendara.
Pada sistem pengereman hidrolik (rem cakram), tanpa adanya minyak rem, sistem rem hidrolik tidak akan berfungsi meskipun tuas rem sudah ditarik berulang kali dengan sekuat tenaga. Begitu pula, ketika volume minyak rem mengalami penurunan, kinerjanya tidak akan mencapai tingkat maksimal.
Baca Juga:Sharp Rayakan Hari Jadinya ke-111 Tahun Di Dunia Gelar Pameran Sharp Greenovation di BandungCegah WNA Nyoblos di Pemilu 2024, Imigrasi Karawang Perkuat Tim Pengawasan Orang Asing
Selain dilakukan setiap 24.000 km, penggantian minyak rem juga perlu dilakukan ketika kondisi minyak tersebut sudah tidak layak pakai. Ciri-ciri ini dapat terlihat dari warnanya yang mulai keruh dan kotor, serta volume minyak yang berkurang.
Minyak rem yang dalam kondisi buruk dapat menyebabkan kerusakan pada seal karet di master rem, seal di kaliper rem, dan saluran minyak rem yang kemungkinan berkarat. Dampaknya, cairan rem dapat bocor, mengakibatkan fungsi pengereman menjadi berkurang dan berpotensi membuat rem tidak berfungsi dengan baik (blong). Selain itu, kondisi ini juga dapat mengganggu penampilan sepeda motor karena munculnya karat atau kotoran yang menempel pada bagian yang terkena tetesan atau rembesan minyak rem yang bocor.