Selain itu, lanjut dia, jumlah alat berat yang ada di TPA juga sangat minim. Menurutnya, alat berat itu berfungsi untuk menata dan merapihkan tumpukan sampah.
“Kami kekurangan alat berat. Kami hanya punya 2 beko dan 1 buldoser. Akibat dari kurang armada dan alat berat ini, jadinya banyak sampah liar di jalan,” kata Agung.
Sedangkan, untuk jumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) yang berperan penting untuk menampung sampah di sekitar warga juga masih jauh dari kata memadai. Lantaran, Pemkab Karawang hanya membangun sebanyak 28 TPSS, ditambah dengan 118 TPSS yang dibangun oleh inisatif warga.
Baca Juga:Pj Bupati Bekasi Pantau Gudang Logistik di Cikarang Selatan, Begini Kondisinya…. Sempat Didesak Warga, Akhirnya ISPI Grup Serahkan Fasos Fasum
“Kami hanya memiliki 146 bangunan TPSS, yang dibikin oleh pemerintah hanya 28 TPSS, 118 TPSS lainnya, dibangun atas inisiatif warga sekitar. Idealnya, satu kecamatan satu TPSS,” tutur Agung.
Dikatakannya, untuk menambah armada maupun alat berat, dibutuhkan tambahan anggaran. Penambahan alat berat itu, bisa dilakukan dengan menyewa atau membeli baru. Ia mengaku, minimnya anggaran menjadi kendala dalam pengadaan armada dan alat berat.
Lebih lanjut, ia menerangkan, target pencapaian tingkat pelayanan pengelolaan sampah secara nasional yang ditetapkan oleh KLH adalah 30 persen untuk pengurangan sampah di hulu dan 70 persen untuk pengurangan sampah di hilir atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Target pengelolaan sampah yang harus kami kejar itu adalah 30 persen di hulu dan 70 persen di TPA, kami terus berusaha untuk mencapai target ini, dan target harus tercapai pada tahun 2028,” ungkap Agung.
Ia menjelaskan, target tersebut bisa tercapai dengan melakukan berbagai program, seperti memperbanyak TPS 3R, TPST, TPSS, bank sampah ataupun rumah kompos di hulu.
Untuk menangani permasalahan pengelolaan sampah di Kabupaten Karawang, ia menyampaikan bahwa DLH Kabupaten Karawang akan menambah kapasitas pengolahan sampah hingga 75 ton di tiga TPST yang berada di Jayakerta, Cirejag, dan Mekarjati.
“TPST Jayakerta berkapasitas 30 ton, akan ditambah lagi 25 ton. TPST Cirejag berkapasitas 5 ton, akan ditambah lagi 25 ton. Dan TPST Mekarjati, berkapasitas 5 ton, akan ditambah lagi 25 ton. Jadi setiap TPST akan ditambah 25 ton atau semuanya itu 75 ton. Dengan ditambah kapasitasnya, cakupan wilayahnya juga akan bertambah luas. Maka, dapat menampung sampah dari desa lainnya,” tandas Agung. (Siska)