7. Sindrom Bartter
Cacat pada tungkai menaik yang tebal pada kurva henle dikenal sebagai sindrom Bartter. Tekanan darah rendah, peningkatan pH darah, dan kadar kalium yang rendah, semuanya dapat menjadi gejala penyakit ini.
Selain itu, penderita sindrom Bartter tidak dapat menyerap kembali garam. Mereka menjadi lebih mudah menerima makanan asin karena mereka mengeluarkan semua natrium yang mereka makan.
8. Ketergantungan
Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dapat menyebabkan ketergantungan pada garam dan meningkatkan kemungkinan untuk mengonsumsinya secara berlebihan di kemudian hari, yang dapat memberikan efek negatif jangka panjang pada kesehatan.
Baca Juga:Senang dan Produktif Saat Menstruasi: 15 Cara Ampuh Mengatasi Nyeri Menstruasi yang Tidak Mengganggu AktivitasKondisi Darurat saat Puasa: Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Pendarahan Menstruasi Dekat Waktu Buka?
Karena sifatnya yang adiktif, garam dapat mengubah persepsi rasa seseorang dan meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi garam. Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan risiko penyakit jantung, dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti penyakit ginjal dan retensi air. Keseimbangan elektrolit dalam tubuh, yang sangat penting untuk menjaga fungsi organ dan sistem tubuh, juga dapat terganggu oleh kecanduan garam.
Untuk mengurangi risiko masalah kesehatan jangka panjang yang disebabkan oleh kelebihan garam dalam makanan, sangat penting untuk membatasi konsumsi garam dan menciptakan diet seimbang.
9. Resiko Stroke
Mengkonsumsi banyak garam telah dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih tinggi karena dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak pembuluh darah. Terlalu banyak mengonsumsi garam menyebabkan tubuh menahan air, sehingga meningkatkan tekanan darah dan volume darah.
Tekanan darah yang meningkat berpotensi merusak pembuluh darah, sehingga meningkatkan bahaya pembekuan atau pecahnya pembuluh darah, yang sering menjadi penyebab stroke. Oleh karena itu, dengan mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan pembuluh darah, mengurangi garam dalam makanan dapat membantu mengurangi risiko stroke.
Pecinta makanan yang menyukai makanan asin harus berhati-hati dalam kebiasaan makan mereka karena ada potensi bahaya bagi kesehatan jantung. Karena garam dan natrium, jika dicerna secara berlebihan dan sering, dapat meningkatkan tekanan darah, makan makanan asin dapat merusak kesehatan jantung.
Menurut Kementerian Kesehatan, tingkat asupan garam yang sehat adalah satu sendok teh per hari per orang, atau 2.000 miligram natrium per hari per orang.