Dalam keadaan ini, individu merasa terlepas dari batasan dunia materi dan merasakan kehadiran Tuhan dengan cara yang mendalam dan penuh makna.
Pengalaman ektasis ini sering kali dianggap sebagai puncak dari upaya spiritual seseorang dalam mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan menyatu dengan Tuhan.
Namun demikian, dalam tradisi tasawuf, ektase bukanlah tujuan akhirnya, tetapi merupakan bagian dari perjalanan spiritual yang lebih luas menuju pengenalan diri dan pengabdian kepada Tuhan.
Baca Juga:Begini Respon Bupati Aep pada Anak Penderita Gizi Buruk di KlariDani Ramdan Pastikan Kelancaran Arus Mudik di Kabupaten Bekasi
Penting untuk dicatat bahwa pengalaman ektase dalam tasawuf dapat bervariasi antara individu dan tidak selalu dianggap sebagai indikator utama kemajuan spiritual.
Pada akhirnya, tujuan dari pengalaman tersebut adalah untuk membawa individu lebih dekat kepada Allah dan meningkatkan kesadaran spiritual mereka tentang keberadaan-Nya.
Dalam menjalankan ibadah puasa, puncak spiritual itu dinamakan lailatul qadar adalah kondisi ektase dalam menjalankan Ibadah puasa. Tentu saja tidak tiap orang mampu merasakannya meskipun sama-sama menjalankan ibadah puasa.
Sebagai pengalaman spiritual lailatul qadar tentu saja perlu melalui upaya sungguh-sungguh untuk memperolehnya. (spd)