KBEONLINE.ID- Rafah digempur oleh Israel pada hari Minggu malam. Bagi lebih dari satu juta pengungsi Gaza, Rafah adalah tempat yang aman. Serangan tersebut meningkatkan ketegangan di daerah tersebut dan mengundang kecaman dari seluruh dunia. Kelompok-kelompok kemanusiaan menyatakan keprihatinan yang mendalam terhadap keselamatan para pengungsi dan mengecam tindakan tersebut.
Banyak pihak yang menuntut agar kekerasan segera dihentikan dan diplomasi digunakan untuk mencari penyelesaian damai. Lebih jauh lagi, aksi ini membuat situasi kemanusiaan di Gaza yang sudah memprihatinkan menjadi lebih buruk.
Setidaknya sudah ada 45 orang yang meninggal dunia. Gambar-gambar yang dirilis oleh media internasional menunjukkan bagaimana kebakaran besar terjadi di tenda-tenda pengungsian di kota Rafah, menewaskan para korban yang dipastikan telah hangus terbakar.
Baca Juga:Pembatalan Kenaikan UKT di PTN 2024: Bagaimana Nasib Mahasiswa Baru?Huawei Bangkit: Kisah Kembalinya dari Daftar Hitam AS dengan Inovasi dan Strategi yang Mengagumkan!
Orang-orang terdengar berteriak ketakutan ketika api terlihat berkobar. Untuk memadamkan api, sekelompok pemuda berusaha melepaskan selang dan besi dari sebuah truk pemadam kebakaran.
Menurut para penyintas, serangan Israel terjadi di lingkungan Tel Al-Sultan saat mereka bersiap-siap untuk tidur. Israel secara resmi melancarkan serangan darat di sebelah timur Rafah lebih dari dua minggu yang lalu, dan ratusan pengungsi saat ini tinggal di wilayah itu sendiri.
Menurut Reuters, seorang ibu Palestina di sebuah rumah sakit bernama Umm Mohamed Al-Attar menyatakan, “Kami berdoa, dan kami menyiapkan tempat tidur anak-anak kami untuk tidur,” pada hari Selasa, (28/05).
“Tidak ada yang aneh, kemudian kami mendengar suara yang sangat keras, dan api muncul di sekitar kami,” katanya sambil menangis.
“Setiap anak mulai meratap, kedengarannya meresahkan.” Ia terisak, “Kami mengira logam akan menimpa kami dan pecahan peluru akan jatuh ke dalam ruangan.”
Petugas kesehatan di Gaza melaporkan bahwa perempuan, anak-anak, dan orang tua mencapai hampir setengah dari jumlah korban tewas. Organisasi tersebut menambahkan bahwa kemungkinan akan ada lebih banyak korban tewas akibat luka bakar yang serius.
Menurut militer Israel, “data intelijen ya tepat” memandu operasi mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka telah membunuh kepala staf Hamas.